Oke, tidak berlama-lama, aku akan mulai bercerita. Aku menggeluti dunia tulis menulis dari sejak SD sekitar akhir era 90an. Sewaktu SD, aku bersama teman masa kecilku pernah membuat sebuah majalah kecil-kecilan yang berisi cerpen, cerbung, dan sebagainya. Ide itu juga muncul karena kesukaanku membaca majalah Bobo pada zaman itu. Seluruh isi majalah tersebut pun kita buat sendiri. Kita juga yang mengatur susunan halamannya. Bahkan, kita cetak sendiri juga dengan menggunakan printer komputer seadanya. Bahkan, kita pun juga sempat menjualnya ke teman-teman kita, tentu dengan biaya yang terjangkau untuk ukuran kantong anak SD.
Sejak itu, aku juga sering mengembangkan cerita dari novel-novel terkenal. Salah satunya, aku pernah iseng mengembangkan jalan cerita novel Eiffel I'm in Love. Tentunya, aku juga sudah membaca bahkan menonton filmnya terlebih dahulu. Namun, sayang beribu sayang, filenya sekarang lenyap bak ditelan dunia, tidak diketahui lagi keberadaannya ada dimana. Sedih sih rasanya, karena itu merupakan cerita pertama yang kubuat dari hasil pengembangan novel lain. Tidak sampai di situ, aku juga pernah iseng membuat visualisasi ceritanya secara animasi ala kadarnya menggunakan movie maker. Bisa jadi, dari situlah, juga berkembang bakatku yang lain di luar dunia menulis yaitu edit video. Itu berlangsung hingga lulus SMA.
Selama kuliah, dunia tulis menulis, semakin terasah tajam lagi. Aku mulai merambah menulis hal lain. Beberapa tugas kuliah mengharuskan aku membuat suatu tulisan yang mengawali aku untuk membuat blog. Tulisan pertamaku di blog bisa dilihat di sini yang merupakan tugas kuliah dari salah satu dosen. Selain itu, beberapa kali aku bersama teman (HMF dan IW) dan dosenku yang seorang profesor membuat paper berbahasa Inggris tentunya dengan materi seputar dunia IT. Tulisan itu juga dimuat dalam sebuah proceeding.
Tahun 2012, karena aku lulusan IT, waktu itu aku memberanikan diri bergabung dalam Komsos Paroki membantu Mas HU. Mas HU ini yang selalu memberi semangat dan inspirasi sampai sekarang sudah delapan tahun mengenalnya. Kala itu, aku hendak membantu pengembangan web yang sedang direncanakan. Namun, secara paralel, aku juga bertugas menjadi pencari berita kegiatan paroki. Akhirnya, bertambahlah ilmu menulisku. Aku pun merambah dalam dunia menulis berita. Kalau tidak salah, sekitar tahun 2016, aku mulai menjadi pemimpin redaksi buletin paroki. Namun, aku tidak diam saja, aku terus juga menulis berita walaupun ada beberapa teman yang membantu. Salah satu teman yang membantu adalah Ibu VUK. Beliau juga merupakan guru Bahasa Indonesiaku selama setahun ketika aku kelas XI SMA di tahun ajaran 2004-2005. Ibu VUK ini juga yang membantuku dalam koreksi tata penulisan dan ejaan Bahasa Indonesia. Sehingga, itu juga yang menambah ilmuku tentang kaidah-kaidah ejaan Bahasa Indonesia dalam penulisan. Omong-omong, Ibu VUK ini juga jago loh membuat cerpen. Dalam mengelola media paroki ini, aku juga mulai merambah dunia fotografi, desain grafis, dan tata letak/layout penempatan sebuah berita dalam buletin paroki. Aku pun mulai belajar InDesign yang awalnya dibimbing oleh Mas HU, Adobe Photoshop, dan lain sebagainya. Berkat keahlian aku ini juga, aku pun pernah dipercaya membuat buku kenangan salah satu sekolah, buku misa, dan beberapa modul pelatihan yang bekerja sama dengan temanku yang lain yaitu Mba MCB.
Tahun 2018, aku mengundurkan diri dari mengelola media paroki. Aku mengundurkan diri waktu itu karena faktor kesehatan juga. Aku sempat mengalami penyakit perlemakan hati dan batu empedu. Oh, iya, aku dulu orangnya sangat gemuk. Namun, aku bersyukur karena tidak perlu sampai dioperasi kala itu. Aku cuma menjalani pengobatan herbal dan mulai rutin berolahraga. Aku juga sempat melakukan diet agak ketat selama setahun. Tulisan perjalanan dietku, bisa disimak di sini.
Balik lagi, ke soal dunia tulis menulis. Tahun 2017 akhir, sebelum aku mengundurkan diri dari sebagai pengurus media paroki, aku memulai lagi menulis cerita yang sampai sekarang belum sempat aku selesaikan. Cerita itu bisa dilihat di sini.
Seperti temanku dalam sebuah komunitas DFJ, yaitu MP (kutulis inisial saja), aku juga sering beberapa kali mencurahkan hati lewat tulisan walaupun banyak orang beranggapan tabu dan dikatakan membuka aib sendiri. Ya, aku pun memahami karena kita berada di Indonesia yang bagi beberapa kalangan susah untuk menerima hal tersebut. Padahal kucurahkannya juga dalam bentuk prosa-prosa, atau hal yang tersamar.
Hal tambahan lain soal dunia tulis menulis, aku juga mendapatkannya ketika aku tergabung dalam grup DFJ 19, aku semakin terpancing untuk merambah dunia baru yaitu menulis puisi. Salah satu orang yang suka menulis puisi di DFJ 19 adalah KL. Bahkan, aku pernah sambung menyambung puisi bersama sesama member 19, antara lain RN. Kumpulan puisi itu bisa dilihat di sini. Tidak hanya itu, seorang frater berinisial IK juga yang memicu aku untuk berani menulis pantun.
Tahun 2020 ini, dunia tulis menulisku semakin terasah. Berkat komunitas DFJ, aku bisa mengikuti kelas online yang dibuatnya. Aku belajar dari seorang tutor yang juga jago dalam dunia penulisan script yang ringan ala orang muda yaitu AA. Tidak hanya itu, berkat kelas online itu juga, aku mengenal dunia VO dari seorang gadis batak nan jelita bernama IS.
Sejak pandemi Covid 19 berlangsung pun, aku juga sudah mencoba menelurkan beberapa karya sendiri dari berupa cerita romansa, misteri, petualangan, dan keluarga. Seluruh cerita itu bisa dibaca di blog ini ataupun wattpad. Bahkan, kalau yang mempunyai Facebook bisa menyukai FP Blog Yohanes Mardi Dewandaru (https://www.facebook.com/yohdewandaru/), Twitter (@dewan_daru), instagram (@dewata1988 dan @ydp_1988), dan akun wattpad (@yohanesdewandaru).
Oh iya, satu lagi, karena saya juga menjalani sebagai guru les privat. Aku juga mencoba menulis materi/pembahasan soal untuk murid-murid SD/SMP/SMA. Tentunya, aku menulis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh para siswa. Hal itu bisa dilihat di sini.
Aku menekuni dunia tulis menulis ini tidak lepas dari hobiku yang suka membaca seperti yang disampaikan di awal cerita. Ada banyak hal yang sering kubaca, mulai dari cerita, majalah, novel, berita, baik dari buku ataupun media digital. Oh, iya, waktu SMP dan SMA, aku pun rajin pinjam buku cerita Lupus loh dari perpustakaan sekolah tempat almarhum mamaku bekerja dulu. Karena waktu itu, setiap aku ikut ke kantor mamaku, aku pasti nongkrong di perpustakaan. Beberapa buku cerita pasti dibacanya.
Selanjutnya, jika ditanyai bagaimana dengan keluarga, support atau tidaknya, aku tentu saja tidak dapat menjawabnya. Karena jujur, aku melakukan ini semua tanpa sepengetahuan keluarga. Keluarga pun tidak pernah tahu kalau aku sering suka menulis. Karena aku melakukan tulis menulis ini diam-diam. Kalau membacanya? Aku pun juga tidak tahu apakah mereka pernah membuka blog aku atau tidak. Aku pun tidak akan pernah memaksa mereka untuk membuka atau menyukai. Biarkan saja itu mengalir dengan sendirinya. Sedih sih memang. Tapi, biarlah, karena aku percaya di luar sana ada banyak orang yang diturunkan oleh Tuhan untuk membantu kesuksesanku sendiri dalam dunia tulis menulis ini. Dan, ini juga murni bukan curhat, tapi aku hanya berbicara jujur apa adanya.
Aku pun pernah mengalami putus asa ketika beberapa kali cerita atau tulisanku hanya dibaca oleh sedikit orang dan tidak pernah ada komentar dari mereka. Sehingga, aku pun bingung, penyebab sedikit pembaca apa. Kurang menarik kah? Atau memang mereka tidak suka membaca, entahlah. Selain itu, dari para pembaca, kritik dan saran pun jarang disampaikan. Hanya beberapa orang saja yang menyampaikannya. Namun, aku tidak berhenti menulis begitu saja. Sejak aku bergabung di DFJ, mulai banyak orang-orang yang selalu mau membaca tulisan-tulisanku di blog aku. Tentu, aku percaya bahwa Tuhan lah yang telah mengirim mereka semua. Orang-orang yang rutin membaca itu antara lain RM, JS, EC, ES, MP, AAs, FN, dan banyak lagi. Sehingga, puji Tuhan, secara perlahan, blogku ini sudah dikunjungi orang sebanyak 8.000 lebih kunjungan.
Itulah sekelumit kisahku dalam mendalami dunia tulis menulis dan teman-temannya. Aku bersyukur bisa memiliki talenta tersebut dan berharap ke depannya, semoga talenta itu bisa selalu kupergunakan untuk demi kemuliaan nama Tuhan (Ad Maiorem Dei Gloriam). AMDG ini adalah slogan Yesuit yang kupakai untuk motto hidupku agar aku selalu ingat bahwa apa yang aku lakukan itu semuanya semata-mata hanya kupersembahkan demi kemuliaan nama Tuhan bukan nama diriku atau bahkan keluargaku. Semoga ke depannya, diriku juga semakin sukses sebagai pencipta konten (atau bahasa kerennya content creator hehehe...) yang tentunya bermutu dan layak dibaca. Aku pun juga masih terus belajar dan belajar. Dukungan, kritik, dan saran dari para pembaca sangat kubutuhkan sekali untuk pengembangan ke depannya. Terima kasih sebesar-besarnya untuk para pembaca yang sudah selalu setia membaca blog aku ataupun wattpad aku.
SALAM LITERASI!!!
NB: Oh, ya, sedikit bocoran, next, aku akan bercerita tentang tips langkah awal yang ringan untuk menulis..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar