Terjemahkan

Selasa, 09 Juni 2020

Jurnal Reaksi Kimia Cintaku - Part VI



Imelda pun melanjutkan liburannya di Pontianak. 
Bagaimana keasyikan liburannya yang hanya sebentar saja? 
Langsung saja deh dibaca.

Esok paginya, hari itu adalah hari Sabtu. Aku pun libur bekerja. Timbullah niat untuk mengajak Imelda berjalan-jalan mengelilingi kota Pontianak. Kami mengunjungi Tugu Khatulistiwa. Selain itu. tempat wisata lain pun juga dikunjungi selama dua hari ini. 
Hari Minggu malam, setelah berkeliling wisata, kuantar Imelda kembali ke hotel.
"Sayang, terima kasih, ya, atas liburan dua hari ini," ujar Imelda.
"Iya, sayang," kataku, "kapan-kapan main lagi ke sini, ya."
"Iya, pasti, sayang," sahut Imelda, "oh, iya, besok aku pamit balik Makassar, ya."
"Iya. Tapi, aku besok tidak bisa mengantarmu karena harus bekerja. Nanti, aku minta tolong Nungki, sahabatku untuk mengantarmu ke bandara, ya," ungkapku.  
"Iya, tidak apa-apa, sayang. Kamu bekerja saja demi masa depan kita, hehehe," sahut Imelda.
"Iya, sayang," kataku, "ya sudah, aku pamit balik ke rumah, ya."
"Iya, sayang. Hati-hati di jalan!" pesan Imelda.
Kucium kening Imelda. Lalu, aku segera bergegas pulang ke rumah. Sementara itu, Imelda bergegas berkemas-kemas mempersiapkan kepulangannya ke Makassar besok pagi. Setiba di rumah, Nungki, sang sahabat, kuhubungi via telepon dan meminta tolong dirinya untuk mengantar Imelda ke bandara besok pagi. Ia pun bersedia. Selesai menelepon, badan segera kurebahkan di atas kasur mengingat esok harus bekerja. 
Senin pagi, Imelda pulang ke Makassar. Namun, seperti yang dikatakan semalam, diriku tidak bisa mengantarnya ke bandara karena harus masuk kerja. Sehingga, Nungki, sang sahabat yang diutus untuk mengantar ke bandara. Imelda pun kembali ke kota Makassar dan melanjutkan pendidikannya.
Singkat cerita, hari berlalu. Bulan berganti bulan. Tahun berganti tahun. Imelda tiba di tahun terakhir perkuliahan dan mulai disibukkan dengan tugas akhir. Sehingga, kubatasi diri untuk menghubunginya supaya tidak mengganggu tugas akhirnya. Tugas akhirnya pun bisa dilaluinya dengan lancar. 
Akhirnya, Imelda pun akan diwisuda. Cuti selama dua hari kuambil agar dapat datang ke acara wisuda dirinya. Aku pun terbang ke Makassar menggunakan penerbangan pagi hari, namun tetap saja tidak keburu. Diriku hadir di tempat wisuda ketika acaranya sudah selesai. Akhirnya, langsung saja kuhampiri Imelda bersama keluarganya. Oh iya, sebelum wisuda, diriku juga sudah beberapa kali bolak-balik ke Makassar dan bertemu dengan orangtua Imelda. 
"Selamat, ya, Imel," ucapku.
"Eh, sayang," kata Imelda, "akhirnya sampai juga dirimu di sini."
"Iya, nih," sahutku.
"Tan, Om, selamat, ya," ucapku, "akhirnya tugas om dan tante selesai juga, hehehe." 
"Iya, terima kasih, Nak Erwin," kata Tante Rina, mamanya Imelda.
"Oh, iya, Imel. Yuk kita makan siang. Papa sudah pesan tempatnya. Nak Erwin ikut juga, ya," kata Om Rusdi, papanya Imelda.
"Iya, Om," sahutku.
Kami pun pergi makan siang di restaurant. Selagi makan siang.
"Nak Erwin, kapan nih mau melamar Imel?" tanya Om Rusdi.
Kaget rasanya mendengar pertanyaan Om Rusdi sehingga aku pun tersedak makanan.
"Apa, Om?" tanyaku.
"Kapan kamu mau melamar Imel?" tanya Om Rusdi sekali lagi.
Imelda yang mendengar pertanyaan itu lagi langsung menyambar.
"Apaan sih, Papa, nanya begitu. Imelda kan mau kerja dulu," ujar Imelda.
"Hehehe, ya kan, papa sama mama sudah ga sabar pengen menimang cucu," sahut Om Rusdi.
"Omong-omong, kamu mau kerja di mana, sayang?" tanyaku.
"Belum tahu, nih," jawab Imelda.
"Hmm, tempatku kayak ada lowongan deh. Kamu coba lamar aja ke sana," ungkapku.
"Berarti aku pindah ke Pontianak, dong," sahut Imelda.
"Sudah tidak apa-apa, nak, kalau memang ada lowongan di sana. Sudah saatnya kamu merantau. Papa juga percaya, kamu pasti dijaga Nak Erwin," ujar Om Rusdi, "Iya kan, Nak Erwin?"
"Iya, Om. Tenang aja, aku pasti akan menjaga Imelda sepenuh hati, hehehe," kataku.
"Ya sudah. Nanti akan aku coba," kata Imelda.
Kami pun melanjutkan makan siang sebagai ungkapan syukur kelulusan Imelda. Ia lulus dengan predikat cumlaude. Dia memang cantik, pintar lagi. Tidak salah, kumemilihnya sebagai kekasih. Semoga, kelak, ia benar-benar akan menjadi pasangan seumur hidup, pikirku waktu itu. Esok pagi, diriku pun kembali ke Pontianak.

Imelda pun akhirnya lulus dan diwisuda dari universitasnya. 
Imelda pun mulai mencari pekerjaan. 
Erwin menawarkan pekerjaan di kantornya. 
Akankah Imelda menerima tawaran dari Erwin? 
Nantikan di part selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar