Terjemahkan

Senin, 11 Mei 2020

Mantannya Tetanggaku adalah Suamiku - Part I



Di sebuah desa Bojong Jengkol, tinggallah dua orang perempuan bertetanggaan yang kerjaannya selalu berantem. Mereka selalu bersaing dalam hal apapun. Asal muasal persaingan itu disebabkan oleh Nyak Rapiah telah merebut pacar Nyak Suminem. Nyak Rapiah adalah ibu dari seorang perempuan yang sangat tomboy dan ambisius bernama Munaroh. Sedangkan, Nyak Suminem adalah ibu dari seorang perempuan yang sebenarnya sangat lemah lembut namun kalau sudah disulut amarahnya bisa membabi buta juga. Perempuan itu bernama Soimah. Sedangkan, bapak mereka adalah Babeh Djali dan Babeh Sabeni. Babeh Djali adalah pacar emaknya Soimah yang direbut oleh emaknya Munaroh.Munaroh bekerja menjadi Office Girl di sebuah perusahaan milik Bambang, pacarnya. Sementara itu, Soimah mempunyai pacar Paijo. Paijo hanyalah seorang kuli angkut di pasar. Soimah sendiri bekerja menjadi tukang jahit di sebuah butik ternama milik Bu Ratih.
Suatu hari, di butik milik Bu Ratih. 
"Siang, Bu," sapa Soimah.
"Iya, Soimah," sahut bu Ratih.
"Ini baju yang saya jahit sudah jadi," ujar Soimah seraya menunjukkan hasil jahitannya.
"Wah, rapi juga ya, jahitanmu," kata Bu Ratih.
"Ah, bisa aja, ibu," sahut Soimah.
"Oia, Soimah. Hari ini, ibu mau ajak kamu makan siang bareng sama anak ibu," jelas Bu Ratih.
"Makan siang bareng ibu?" tanya Soimah.
"Iya, Soimah, kenapa?" tanya Bu Ratih balik.
"Gak papa, sih, Bu. Cuma heran saja, kok, ibu mau ajak saya makan siang bareng sama ibu, apalagi, juga bareng anak ibu segala," ujar Soimah.
"Ibu tuh, pengen kenalin kamu sama anak ibu. Siapa tahu kalian berjodoh," kata Bu Ratih.
"Ah, ibu, mana cocok saya sama anak ibu," sahut Soimah.
"Kamu tuh, jangan merendah begitu, Soimah. Kita tuh, sama di hadapan Tuhan. Kamu jangan merasa minder begitu," nasihat Bu Ratih.
"Iya, sih, Bu," ujar Soimah.
"Ya sudah, kamu kembali bekerja lagi," perintah Bu Ratih.
Soimah pun kembali bekerja. Selagi bekerja, Saripeh, temannya menghampiri.
"Woy, Soimah. Gue denger,  lu diajak makan bareng sama bos besar, ya," ujar Saripeh.
"Iya, kenape?" tanya Soimah.
"Mantaplah. Tadi gue denger juga lu mau dikenalin sama anaknya," kata Saripeh.
"Iya," sahut Soimah.
"Wah, hoki lu, anaknya kan ganteng banget," seru Saripeh.
"Masa sih?" tanya Soimah.
"Benar, tahu. Gue kan pernah ketemu orangnya sekali," jelas Saripeh, "lu pasti cocok kalau pacaran sama dia."
"Mana mungkin. Mimpi kali," ujar Soimah.
"Iya, siapa tahu kan, abis dikenali terus dijodohi, deh," kata Saripeh.
"Gak lah. Gue pasti nolak. Lagipula, gue kan ada Paijo," sahut Soimah.
"Dih, demen banget sih lu sama Paijo. Mending sama anaknya bu bos lah, sudah ganteng, kaya pula," ujar Saripeh.
"Biarin aja, pokoknya, tetap gue sayangnya sama Mas Paijo tersayang," ujar Soimah.
"Makan tuh, Paijo," sahut Saripeh.
Sementara itu, Bu Ratih menelepon anaknya, Bambang. Ya, Bambang si pemilik perusahaan tempat Munaroh bekerja.
"Halo, Bambang," sapa Bu Ratih.
"Halo, Ma," balas Bambang.
"Hari ini makan siang sama mama, ya, mama mau kenalin kamu sama karyawan mama. Cantik orangnya, kok," ujar Bu Ratih.
"Ya, ma. Aku sudah janji sama Munaroh," tolak Bambang.
"Munaroh, yang OG serampangan itu?" ujar Bu Ratih.
"Iya, Ma," sahut Bambang.
"Masih belum kamu putusin juga? Mama gak suka, ya, sama anak itu, gayanya serampangan gitu, tomboy, gak tahu sopan santun," seru Bu Ratih.
"Tapi, Ma. Bambang sayang sama dia," ujar Bambang.
"Kamu mau jantung mama kumat lagi," marah Bu Ratih.
"Iya, iya, Ma," sahut Bambang.
"Pokoknya mama gak mau tahu, nanti kamu harus datang jam dua di restoran biasanya, ya," ujar Bu Ratih, "kalau kamu sampai gak datang, jangan salahkan mama kalau perusahaanmu akan mama ambil dan kamu akan mama coret dari daftar keluarga."
"Iya, Ma," sahut Bambang.
Bambang pun mengalah. Ia pun terpaksa membatalkan makan siangnya dengan Munaroh. Dia tidak mau mengakibatkan jantung mamanya kumat lagi. Terlebih, ia gak mau tidak dianggap sebagai anak lagi oleh mamanya. Akhirnya, ia pun memilih makan bersama dengan mamanya dan karyawan mamanya yang akan dikenalkan ke dirinya. Bambang baru saja sampai di rumah makan. Sedangkan, Bu Ratih dan Soimah sudah menunggu di dalam rumah makan.
"Nah, itu anak ibu udah datang," kata Bu Ratih.
Bu Ratih memanggil Bambang. Bambang pun menghampiri.
"Bambang, nih, kenalkan karyawan mama di butik, namanya Soimah. Anaknya cantik, baik lagi," ujar bu Ratih.
"Bambang," kata Bambang seraya mengulurkan tangannya mengajak berkenalan.
"Soimah," balas Soimah.
'Bener juga kata Saripeh. Ganteng anaknye bu bos. Paijo, mah, ga ada ape-apenya dibanding die,' pikir Soimah dalam hati.
"Soimah, kok malah bengong," tegur Bu Ratih.
"Hmm, anu, Bu Bos," kata Soimah gelagapan.
"Anu apanya?" tanya Bu Ratih.
"Ganteng anak bu bos, hehehe," ujar Soimah.
"Lah, memang ganteng anak saya. Kamu suka?"
"Hmm, suka, sih, Bu Bos," sahut Soimah.
"Anak saya jomblo, loh," ujar Bu Ratih.
"Mama, apaan sih? Aku kan sudah punya-" kata Bambang. 
"Sudah, kamu nurut sama mama," potong Bu Ratih.
Bambang tidak jadi menyelesaikan perkataannya. Akhirnya, ia pun memilih diam saja. Tidak terasa, sudah jam 4 sore, saking asyiknya mereka mengobrol.
"Bambang, kamu anterin Soimah pulang, ya," perintah Bu Ratih.
"Ma, aku masih ada urusan lain," tolak Bambang.
"Nurut apa kata mama? Atau kamu mau mama coret dari daftar ahli waris?" tekan Bu Ratih.
"Ah, mama," sahut Bambang.
Akhirnya, Bambang pun menurut kemauan mamanya. Ia mau mengantar Soimah pulang ke rumah. Setiba di rumah Soimah.
"Udah, lu turun dari mobil gue," suruh Bambang.
"Galak amat, sih, lu," sahut Soimah.
"Udah deh, gak usah rese," ketus Bambang.
"Kalau gak ikhlas, gak usah nganterin tadi," seru Soimah.
"Siapa juga yang mau, gue kan karena disuruh nyokap gue aja," ketus Bambang lagi.
Soimah turun dari mobil. Bambang pun langsung ngebut begitu aja sesudah Soimah turun. 
Tanpa mereka berdua ketahui, ternyata Munaroh mengintip dari jendela. 
'Tadi kayak mobil cowok gue tuh. Jangan-jangan Soimah mau rebut cowok gue. Eh, tapi bentar Soimah kan gak tahu siapa cowok gue. Bukan kali, ah. Tapi kok bisa, ya, Soimah dianter cowok tajir gitu. Bodo amat, ahh. Yang penting, Mas Bambangku sayang masih milik gue,' gumam Munaroh dalam hati.

Bagaimana sikap Bambang selanjutnya menghadapi niatan mamanya?
Nantikan dalam part berikutnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar