Tibalah waktu eksekusi rencana Munaroh dan Paijo. Paijo pun sudah meminta temannya untuk melakukan eksekusi tersebut.
Suatu hari, jam delapan pagi, temannya Paijo itu pun segera mengambil uang Bu Ratih ketika Bu Ratih belum datang ke butik. Hari itu juga, kebetulan sekali, Bu Ratih datangnya agak siang. Kemudian, temannya Paijo itu segera memasukkan ke tas Soimah sewaktu Soimah lagi ke kamar mandi.
Jam sembilan pagi, Bu Ratih datang bersama Bambang. Bu Ratih langsung menuju ke meja kerjanya. Begitu membuka laci, Bu Ratih langsung terkejut karena melihat uangnya yang ada di laci sudah raib.
"Tidak, kemana uang saya?" teriak bu Ratih.
"Mama lupa kali," sahut Bambang.
"Gak mungkin mama lupa. Mama mau sidak karyawan mama," ujar Bu Ratih.
Bu Ratih memanggil seluruh karyawan. Tas seluruh karyawan diperiksa. Ternyata, uang Bu Ratih ditemukan ada di dalam tas Soimah.
"Soimah, saya gak menyangka. Kamu cuma pura-pura baik tapi pencuri," ketus Bu Ratih.
"Tapi, bu. Sumpah bukan saya ambil," lirih Soimah.
"Sumpah, sumpah, kamu saya pecat, ya, sekarang kamu pergi dari hadapan saya. Saya juga mencabut restu saya untuk kamu berhubungan dengan anak saya," marah Bu Ratih.
Soimah tetap berlutut meminta maaf di hadapan bu Ratih tetapi malah ditendang oleh bu Ratih. Akhirnya, dalam kondisi sedih, Soimah pun memilih pergi sambil membawa tasnya. Sementara di butik.
"Udah, sekarang, semuanya kembali bekerja," perintah bu Ratih.
"Ma, kayaknya ada yang janggal, deh," sahut Bambang.
"Janggal gimana?" tanya Bu Ratih.
"Apakah gak sebaiknya mama cek dulu rekaman CCTV," saran Bambang.
"Buat apalagi orang sudah jelas, kok," ujar Bu Ratih.
"Bambang yakin, kok, pasti bukan Soimah yang mengambilnya," ujar Bambang.
"Ya sudah, kalau memang kamu penasaran dan kamu mau cek, cek aja sendiri," sahut Bu Ratih, "mama sibuk banyak kerjaan soalnya."
Akhirnya, Bambang pun mengecek sendiri kamera CCTV. Ternyata benar, dalam rekaman CCTV, tampaklah orang yang mengambil uang tersebut bukanlah Soimah melainkan seorang karyawan lain. Bambang pun langsung mengkopi rekaman CCTVnya. Ia memasukkan kopi rekaman itu ke handphone. Kemudian, dia menghampiri kembali mamanya.
"Ma, aku menemukan bukti yang paling valid siapa pelakunya," ujar Bambang.
"Udahlah, udah jelas kan, pasti Soimah," sahut bu Ratih.
"Bukan, Ma. Mama lihat dulu saja, nih, rekamannya," kata Bambang.
Bambang segera menunjukkan kopi rekaman itu kepada mamanya. Sang ibu pun melihat rekaman CCTV di handphone secara seksama. Mamanya itu langsung shock. Kemudian, sang ibu langsung memanggil karyawannya yang tertangkap oleh kamera CCTV itu.
"Badrunnn," teriak bu Ratih.
Badrun segera menghampiri bu Ratih.
"Badrun, kenapa kamu ambil uang saya? Sampai-sampai saya salah menuduh orang," ujar Bu Ratih.
"Hmm, anu bu, sa-saya cuma disuruh," aku Badrun.
"Disuruh siapa?" marah Bu Ratih.
"Paijo sama Munaroh, Bu," jawab Badrun, karyawan tersebut.
"Munaroh dan Paijo?" celetuk Bambang.
"Kamu kenal, Bambang," sahut Bu Ratih.
"Kenal, ma. Munaroh itu, kan, pacarku yang OG di kantorku, Ma dan Paijo itu setahuku mantannya Soimah," jelas Bambang.
"Bukan mantan sebenarnya. Paijo, tuh, masih jadian sama Soimah," ungkap Badrun.
"Diam kamu. Ga usah ikutan omong," ketus Bambang.
Karyawan mamanya itu langsung menunduk dan diam.
"Tuh kan, Bambang, apa mama bilang, Munaroh tuh, ga bener," kata bu Ratih.
"Iya, Ma," sahut Bambang.
"Cepet kamu putusin itu orang," perintah Bu Ratih.
"Iya, Ma. Nanti, aku akan mutusin Munaroh secepatnya," ujar Bambang.
"Iya, kamu putuskan saja orang itu," sahut Bu Ratih.
Dalam kondisi marah besar, Bambang bergegas menuju ke kantor. Tiba di kantor, Bambang segera menghampiri Munaroh di ruang OB. Ia pun langsung memarahi Munaroh.
"Munaroh, kamu saya pecat dan kita putus," marah Bambang.
"Loh, apa salah saya, Mas Bambangku sayang," sahut Munaroh.
"Kamu telah menjebak Soimah dengan menyuruh Badrun untuk mencuri uang mama saya dan menuduh Soimah yang mencuri. Aku tidak suka orang yang seperti itu," jelas Bambang.
"Tapi, sayang-," sahut Munaroh.
"Sudah. Tidak usah pake sayang-sayangan lagi," potong Bambang.
"Aku masih cinta sama kamu," lanjut Munaroh.
"Sudah. Pokoknya, aku gak mau melihat mukamu lagi," ketus Bambang.
Setelah memecat dan memutuskan pacarnya itu, Bambang pun bergegas meninggalkan Munaroh begitu saja. Ia mencari Soimah ke rumahnya, namun tidak ada. Kemudian, dia teringat akan tempat favoritnya Soimah. Ia pun menuju ke sana. Ternyata benar, dia menemukan karyawan mamanya itu sedang berada di sana. Namun, ternyata cewek itu sedang bersama Paijo.
"Soimah," teriak Bambang.
"Ngapain kamu ke sini lagi? Kurang puas apa kamu sama mamamu telah menginjak-injak harga diri saya," ujar Soimah.
"Iya, ngapain kamu ke sini?" ketus Paijo.
"Diem, kamu ya, aku sudah tahu persoalan sebenarnya," ujar Bambang yang mau menonjok Paijo.
"Lepasin, Paijo," perintah Soimah.
"Kamu yakin masih mau sama dia. Asal kamu tahu, ya, dia yang menyuruh Badrun untuk menjebak kamu seolah-olah kamu mencuri duit mama," terang Bambang.
"Apa benar itu, Mas Paijo?" tanya Soimah kepada Paijo.
"Hmm," sahut Paijo.
"Jujur, mas, sama aku," paksa Soimah.
"Hmm, aku melakukan itu karena aku gak mau kamu jadi sama Bambang ini," Paijo pun akhirnya mengaku.
"Tega kamu, mas begitu sama aku. Sekarang, aku mau kita putus," ujar Soimah.
"Dik, mas masih tresno karo kowe," mohon Paijo.
"Udah pergi sana," usir Soimah.
Paijo pun pergi meninggalkan Bambang dan Soimah berdua.
"Sudah, di sini ada aku, kok," ujar Bambang.
"Tapi, Bu Ratih bagaimana?" sahut Soimah.
"Tenang, Soimah. Ibu mencabut kata-kata ibu. Ibu merestui hubungan kalian," kata bu Ratih yang tiba-tiba datang dari kejauhan.
"Terima kasih, Bu," ucap Soimah.
"Terima kasih, Ma," ucap Bambang.
"Ya sudah, buat apa berlama-lama, kalian rencanakan lah pernikahan kalian," ujar Bu Ratih.
Soimah dan Bambang akhirnya berhubungan kembali. Dua bulan sejak kejadian itu, mereka akhirnya menikah. Acara nikahannya diadakan di rumah Soimah menggunakan adat betawi. Munaroh, tetangganya bermuka masam melihat peristiwa itu karena mantan kekasihnya itu kini menjadi suami tetangganya sendiri. Keluarga Munaroh pun mendapat karmanya akibat kejadian di masa lalu.
THE END
Judulnya kayak FTV yg ada di tipi2..
BalasHapusHaha betul sekali..
Hapus