Lamaran informal pun sudah dilaksanakan
Bagaimana kelanjutannya?
Yuk, langsung saja dibaca..
Bagaimana kelanjutannya?
Yuk, langsung saja dibaca..
Selang beberapa hari dari malam itu, kulamar Imelda di hadapan orangtuanya. Pertemuan lamaran itu, sekaligus membahas waktu pernikahan kami berdua. Akhirnya, diputuskanlah waktu pernikahan kami adalah akhir tahun. Pesta dan pemberkatannya pun akan dilaksanakan di Makassar. Banyak persiapan yang dilakukan untuk kelancaran pernikahan. Mulai dari catering hingga urusan kecil sudah dipesan. Kami pun terpaksa mengambil cuti beberapa kali hanya sekedar untuk mengurus pernikahan kami berdua di Makassar.
Hari-hari telah berlalu. Waktu pernikahan semakin dekat. Imelda pun sudah terbang lebih dahulu ke Makassar. Sedangkan, aku bersama keluarga menyusul beberapa hari kemudian untuk terbang ke Makassar. Diriku bersama keluarga pergi ke Makassar dengan menggunakan pesawat.
Siang hari, aku bersama keluarga tiba di Makassar dan langsung menuju ke hotel. Di hotel, aku mendapatkan kamar sendiri. Sementara, Mama Selly dan Papa Nico sekamar. Kemudian, Kak Crespo dan istrinya sekamar. Dua hari sebelum pernikahan, keluargaku makan malam bersama di restoran hotel. Ketika makan malam, keluarga memberikan beberapa nasihat-nasihat kepadaku yang akan melepas masa lajang. Mama Selly lah yang membuka obrolan malam itu.
"Tidak menyangka, perjaka mama satu lagi akan melepas masa lajangnya," ujar Mama Selly.
"Jangankan mama. Aku pun tidak menyangka kalau hubunganku dengan Imelda akan sampai juga ke jenjang pernikahan," sahutku.
"Oh iya, pesen papa satu, Win," ujar papa Nico, "jangan pernah kamu sekali-kali kecewakan Imelda, ya. Kamu harus benar-benar selalu setia dan sayang sama Imelda."
"Tuh, Win. Dengarkan apa kata papa!" seru Kak Crespo.
"Memang, kakak juga mendengarkan pesan-pesan papa dulu," ledek Erwin.
"Dengarin, lah, coba aja kamu tanya Kak Asny, pasti bilang Kak Crespo, orangnya setia," sahut Kak Crespo.
"Memang, iya, Kak?" tanyaku kepada Kak Asny.
"Iya, Win. Kakakmu tuh setia," jawab Kak Asny.
"Tuh, kan, benar," kata Kak Crespo.
"Iya, deh. Erwin juga akan mendengarkan pesan-pesan papa," kataku, "doakan juga Erwin selalu, ya! Agar bisa setia sama Imelda."
"Pasti, Papa, Mama Selly, Kak Crespo, dan Kak Asny pasti akan doakan kamu," kata Papa Nico.
"Terima kasih, ya, Pa," ucapku.
Begitulah, peristiwa itu terjadi pada malam itu. Aku diberikan wejangan-wejangan sama papa dan mama, serta kak Crespo untuk membina rumah tangga agar tidak salah melangkah dalam membina hubungan suami-istri bersama Imelda.
Dua hari setelah malam itu, tibalah hari ini, saatnya aku melangsungkan pernikahan dengan Imelda. Seluruh undangan hadir termasuk dari komunitas Seger Joss. Hadir mewakili komunitas Seger Joss yaitu Markus, Putri, Riana, Liana, Dewa, dan beberapa member komunitas yang domisili di Sulawesi. Pernikahan dilangsungkan di Katedral Makassar. Pernikahan ini pun bisa dikatakan cukup istimewa karena Uskup lah yang memberkati pernikahan kami berdua ini. Setelah janji suci diucapkan, pemberkatan nikah pun selesai dilaksanakan. Lalu, kami berdua mengadakan syukuran di hotel. Syukuran itu sebagai ungkapan terima kasih kami karena cinta kami yang tumbuh berawal dari sebuah komunitas.
Akhirnya, kini, kuakhiri sudah ceritaku kali ini yang kugoreskan dalam sebuah jurnal kehidupan. Cerita ini pun kuberi judul Jurnal Reaksi Kimia Cintaku. Judul yang begitu menarik sesuai latar belakangku yang seorang lulusan kimia dan juga latar belakang istri yang seorang lulusan akuntansi. Jurnal pun kututup. Lalu, kuletakkan kembali buku bersampul coklat tersebut di atas meja. Kemudian, segera kupejamkan mata dan tertidur menemani istri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar