Awalnya saya adalah orang yang bisa dikatakan hampir tidak pernah mengikuti misa harian. Akan tetapi berawal dari urusan jualan dengan teman saya, beberapa kali dia mengajak spot ketemuan di Katedral dengan ikut misa harian pada pukul 06 sore hari di sana. Sudah dua kali, saya mengalami hal itu. Apa yang saya rasakan?
Kamis, 18 Oktober 2018
Mengikuti Misa Harian
Label
Katedral,
Misa Harian,
Refleksi,
Sharing
Seorang blogger Indonesia yang sudah mulai aktif ngeblog sejak tahun 2009. Hingga sekarang, masih aktif ngeshare berbagai cerita, tips, dan resep di blog ini. Selain itu, juga aktif mengajar les private, mengedit buku, dan mendesain layout buku, dll.
Rabu, 17 Oktober 2018
Kado Natal Istimewa (Part 4)
Bab 4
Tugas Ke Luar Kota
2 bulan sudah aku menjalani hubungan dengan Melvi. Suatu hari di tempat kerja, tiba-tiba saja aku dipanggil bosku namanya Pak Charles.
“Selamat siang pak. Bapak memanggil saya?” kataku.
“Iya betul. Duduk dulu di situ,” kata pak Charles.
“Ada apa ya pak?”
“Tunggu sebentar, ya. Saya masih ada telepon bentar,”
“Baik pak,”
Pak Charles pun menyelesaikan teleponnya. Kemudian, pak Charles menghampiri saya.
“Ok, begini. Kantor cabang yang di Bali sedang membutuhkan Kepala Pimpinan Cabang yang baru. Saya melihat kamu yang layak menempati posisi itu dan saya sangat yakin kamu pasti bisa memanage kantor cabang dengan baik,”
“Yang bener pak? Kan masih banyak karyawan yang lebih senior dari saya,”
“Yang senior memang banyak, tapi yang memenuhi kualifikasi tidak ada. Hanya kamu lah yang pas dan memenuhi kualifikasi,”
“Ya, kalau memang perusahaan mempercayai saya, ya apa boleh buat,”
“Ok, saya kasih kamu waktu 2 minggu untuk mempersiapkan semuanya. Mengenai tiket keberangkatan dan akomodasi selama di sana, perusahaan yang akan menyiapkannya. Kamu tinggal berangkat saja. Semua sudah tersedia,”
“Baik pak,”
“Ya sudah, kamu sekarang boleh keluar,”
Aku keluar dari ruangan bos dengan wajah penuh kebingungan. Aku bingung antara kerjaan dan pasangan. Aku baru saja jadian 2 bulan sudah harus meninggalkan Melvi jauh ke luar kota. Pikiran yang kacau membuatku agak sedikit berantakan dalam pekerjaan hari itu.
***
Tugas Ke Luar Kota
2 bulan sudah aku menjalani hubungan dengan Melvi. Suatu hari di tempat kerja, tiba-tiba saja aku dipanggil bosku namanya Pak Charles.
“Selamat siang pak. Bapak memanggil saya?” kataku.
“Iya betul. Duduk dulu di situ,” kata pak Charles.
“Ada apa ya pak?”
“Tunggu sebentar, ya. Saya masih ada telepon bentar,”
“Baik pak,”
Pak Charles pun menyelesaikan teleponnya. Kemudian, pak Charles menghampiri saya.
“Ok, begini. Kantor cabang yang di Bali sedang membutuhkan Kepala Pimpinan Cabang yang baru. Saya melihat kamu yang layak menempati posisi itu dan saya sangat yakin kamu pasti bisa memanage kantor cabang dengan baik,”
“Yang bener pak? Kan masih banyak karyawan yang lebih senior dari saya,”
“Yang senior memang banyak, tapi yang memenuhi kualifikasi tidak ada. Hanya kamu lah yang pas dan memenuhi kualifikasi,”
“Ya, kalau memang perusahaan mempercayai saya, ya apa boleh buat,”
“Ok, saya kasih kamu waktu 2 minggu untuk mempersiapkan semuanya. Mengenai tiket keberangkatan dan akomodasi selama di sana, perusahaan yang akan menyiapkannya. Kamu tinggal berangkat saja. Semua sudah tersedia,”
“Baik pak,”
“Ya sudah, kamu sekarang boleh keluar,”
Aku keluar dari ruangan bos dengan wajah penuh kebingungan. Aku bingung antara kerjaan dan pasangan. Aku baru saja jadian 2 bulan sudah harus meninggalkan Melvi jauh ke luar kota. Pikiran yang kacau membuatku agak sedikit berantakan dalam pekerjaan hari itu.
***
Label
Cerita,
Kado Natal,
Natal,
Novel
Seorang blogger Indonesia yang sudah mulai aktif ngeblog sejak tahun 2009. Hingga sekarang, masih aktif ngeshare berbagai cerita, tips, dan resep di blog ini. Selain itu, juga aktif mengajar les private, mengedit buku, dan mendesain layout buku, dll.
Langganan:
Postingan (Atom)