“Siapa kamu?” tanyaku
“Kamu ga perlu tahu siapa aku. Kamu cukup jawab
pertanyaanku,”
“Aku ga mau jawab. Kasih tahu dulu siapa kamu,”
“Aku adalah yang selalu menjagamu setiap hari,”
“Kamu Tuhan?”
“Kamu ga perlu tahu siapa aku sebenarnya. Sekarang, kamu
cukup jawab pertanyaanku, mengapa kamu bisa di sini?”
“Aku tidak tahu mengapa aku bisa di sini. Yang aku tahu aku
cuma tidur di kamarku,”
“Ok. Anakku ini adalah lorong menuju surga tapi kamu belum
saatnya untuk ke sini. Tugasmu masih banyak di dunia. Dan ingat 1 hal, Aku tahu
betul apa yang menjadi persoalanmu saat ini. Kembalilah. Aku berjanji akan
menyertai kamu selalu dalam segala persoalan,”
Setelah itu, aku tiba-tiba merasa gelap dan tahu-tahu aku
sudah ada di rumah tapi bukan di kamar lagi tetapi di ruang tamu. Waktu aku
tersadar, aku pun kaget banyak orang di sekelilingku. Ternyata aku sudah
terbaring dalam peti mati. Aku pun terbangun. Sontak, semua orang kaget dan
ketakutan. Orang-orang pada kabur lari. Cuma 1 orang yang tetap tinggal ayahku.
Begitu aku sadar, ayahku langsung memelukku.
“Carlos, syukurlah kamu sudah sadar, nak. Ayah hampir putus
asa. Setelah ibumu meninggalkan kita, ayah pikir kamu juga akan meninggalkan
ayah. Nanti ayah sama siapa. Ayah janji akan tetap bersamamu terus. Ayah janji
tidak akan menikah lagi. Pokoknya, perhatian Ayah cuma buat kamu seorang,” kata
ayahku.
“Bener yah,” kataku.
“Iya,”
Aku pun langsung bangkit dan keluar dari peti mati. Ya,
memang kemarin ini aku bermasalah dengan ayahku. Aku sebenarnya berontak ketika
ayahku akan menikah lagi. Berontakku tentu ada alasan ternyata calon ibu tiriku
tidak sebaik apa yang dibayangkan. Tapi, kini aku sudah merasa lega, ayahku
berubah pikiran.Dalam hati, aku pun berterima kasih kepada Tuhan.
Yohanes Dewandaru
Yohanes Dewandaru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar