Hari demi hari, Dina merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. Sang suami pun juga membantu merawatnya. Suatu hari, ia rindu sama orangtuanya. Perempuan tersebut menyampaikan hal itu kepada suaminya.
"Kang, aku kok kangen orangtuaku, ya," ujar Dina.
"Kamu mau ke Jakarta?" tanya Jeffry.
"Iya, Kang," jawab Dina, "akang mau, kan, mengantarkan aku?"
"Tapi, anak kita, bagaimana? Terus kalau orangtuamu tahu, kita sudah menikah, bagaimana? Apa kamu sudah siap menghadapi resikonya?" cecar Jeffry.
"Nanti, Archie akan aku titipkan ke Kang Syamsul dan Teteh Minah. Kita ke Jakarta berdua saja, Kang," jelas Dina.
"Oke, nanti kita tinggal di rumah orangtua Akang di Jakarta, aja, ya. Nanti, akang drop kamu saja biar orangtuamu tidak melihat aku," sahut Jeffry.
"Iya, Kang," jawab Dina.
Akhirnya, pasangan suami istri itu sepakat mereka berdua akan ke Jakarta lusa. Dua hari kemudian.
"Din, kamu sudah siap?" tanya Jeffry.
"Sudah, Kang," jawab Dina.
"Kebutuhan Archie, sudah kamu siapkan?" tanya Jeffry lagi.
"Sudah, Kang," sahut Dina.
Pasangan suami istri itu pun keluar dari rumah. Mereka berencana pergi ke Jakarta naik bis. Sebelumnya, mereka berdua pergi ke rumah Kang Syamsul untuk menitipkan anaknya.
"Punten, Kang," sapa Dina.
Kang Syamsul dan Teteh Minah keluar dari rumahnya.
"Eh, Neng Dina sama Jeffry, ada apa, nih? Sepertinya mau pergi," ujar Kang Syamsul.
"Iya, Kang. Kita berdua mau ke Jakarta. Dina kangen, Kang, sama orangtua Dina," jawab Dina.
"Ohh," sahut Kang Syamsul.
"Kang, aku titip Archie, ya," pesan Dina.
"Iya, Neng," kata Kang Syamsul, "Minah, tolong digendong si Archie."
Dina segera menyerahkan anaknya itu kepada istri Kang Syamsul. Perempuan itu pun menerima dan langsung mengendongnya.
"Oh, iya, Kang. Ini susu sama pakaiannya, Archie," ujar Jeffry seraya menyerahkan tas kepada Kang Syamsul.
Kang Syamsul menerima tas dari Jeffry. Setelah itu, kedua pasangan suami istri muda itu berpamitan dengan Kang Syamsul dan Teteh Minah.
"Kang, Teh, Dina pamit, ya," ujar Dina.
"Jeffry juga pamit, ya, Kang, Teh," sambung Jeffry.
"Iya, Neng Dina, Jeffry," kata Kang Syamsul.
Mereka pun pergi meninggalkan rumah Kang Syamsul. Hati sang wanita itu sebenarnya merasakan kesedihan harus meninggalkan anaknya yang baru berumur dua bulan. Pasangan suami istri itu menaiki bis menuju ke Jakarta.
Tiba di Jakarta, mereka pun berpisah. Jeffry pergi ke rumah orangtuanya. Dina pergi ke rumah lamanya. Rupanya, tanpa sepengetahuan sang wanita tersebut, kedua orangtuanya sudah kembali ke Jakarta. Ketika mendekati rumah lamanya itu, perempuan itu terkaget melihat ada bendera kuning berkibar depan rumahnya. Wanita tersebut segera saja berlari masuk ke rumah. Begitu masuk ke rumah, perempuan itu melihat ibunya, Bu Aty yang sedang menangis di samping sesosok orang yang terbujur kaku tertutup kain. Dina pun sontak berpikir dalam hatinya, "Jangan-jangan, bapak yang meninggal." Ia pun langsung bertanya kepada ibunya.
"Umi, siapa yang meninggal?" tanya Dina.
Bu Aty yang mendengar suara yang menyebut umi segera menengok. Dia terkesima melihat kehadiran sang anak di hadapan dirinya. Ia pun langsung memeluk putrinya itu.
"Umi, siapa yang meninggal?" tanya Dina sekali lagi.
"Abahmu, Din," lirih Bu Aty.
"Gak mungkin. Umi bohong, kan?" sahut Dina tidak percaya.
Air mata Dina langsung menetes di pipi. Ia langsung bersujud dan memeluk jenazah ayahnya yang meninggal.
"Abah, kenapa meninggalkan Dina secepat ini, bah?" kata Dina dengan sedih, "Bah, maafin Dina, Bah. Dina sudah jadi anak yang tidak baik buat abah."
Bu Aty langsung memeluk putrinya itu. Ia menghibur anak semata wayangnya. Hari itu juga adalah hari pemakaman ayahnya Dina, Abah Muchlis. Selesai dimakamkan, Dina bersama ibunya pulang ke rumah. Ia pun tinggal di rumah orangtuanya sampai tahlilan hari ketiga abahnya.
Hari keempat setelah kepergian abahnya, pada sore hari, Bu Aty mengajak obrol anaknya itu di ruang keluarga.
"Din, kamu selama ini kemana saja?" tanya Bu Aty.
"Umi, aku tinggal di Sukabumi. Di Desa Caringin Kulon," jawab Dina.
"Kamu tinggal sama siapa?" tanya Bu Aty lagi.
"Aku tinggal sama Kang Syamsul yang telah menolong Dina waktu pingsan di Terminal Sukabumi," jelas Dina.
"Terus, kamu sudah melahirkan? Kok Umi lihat sepertinya perutmu sudah kempes," cecar Bu Aty.
"Aku keguguran, Umi," Dina berbohong kepada ibunya.
Mendengar anaknya keguguran, Bu Aty langsung memeluk Dina dan berkata, "Sudah, jangan bersedih, ya! Nanti Allah akan memberikan gantinya."
"Oh, iya, Umi. Besok, aku balik ke Sukabumi, ya," ujar Dina.
"Kamu mau meninggalkan Umi sendirian? Kamu enggak kasihan sama Umi?" lirih Bu Aty.
"Aku sudah menikah soalnya, Umi. Tidak enak meninggalkan suami lama-lama," jelas Dina.
"Oh, kamu sudah menikah?" tanya Bu Aty, "sama siapa?"
"Sudah, Umi. Aku sudah menikah sama Aa Jeffry," sahut Dina.
"Kamu menikah dengan Jeffry?" ujar Bu Aty.
"Iya, Umi. Umi jangan marah, ya," jawab Dina.
"Umi gak marah, kok. Umi sebenarnya tidak masalah kamu hubungan dengan Jeffry. Selama ini, kan, abahmu yang kurang setuju," terang Bu Aty, "kamu undang Jeffry, ya, ke sini. Umi mau ketemu."
"Iya, Umi. Nanti Dina bilang sama Aa Jeffry," jawab Dina.
"Ya sudah, kamu istirahat. Umi mau beberes lagi," ujar Bu Aty.
"Iya, Umi," sahut Dina.
Dina menuju ke kamar. Ia pun segera menghubungi suaminya lewat telepon genggamnya.
"Halo, Kang," sapa Dina.
"Iya, halo, Din," jawab Jeffry.
"Kang, besok pagi, bisa ke sini?" tanya Dina.
"Bisa," jawab Jeffry, "ada apa, ya?"
"Umi mau ketemu sama kamu," jawab Dina.
"Umi sudah bisa menerima kita berdua?" tanya Jeffry lagi.
"Udah, Kang. Umi tidak marah ketika aku kasih tahu sudah menikah sama kamu," jelas Dina.
"Ohh, ya sudah. Besok pagi, akang ke sana," ujar Jeffry.
"Iya, Kang," sahut Dina.
Dina menyudahi percakapan. Ia pun menutup teleponnya. Tiba-tiba, terdengar suara uminya memanggil dirinya.
"Din ... Dina," teriak Bu Aty.
"Iya, Umi," sahut Dina.
Dina keluar dari kamarnya. Ia segera menuju ke arah sang ibu berada.
"Ada apa, Umi?" tanya Dina.
"Ayo, makan malam, dulu," ajak Bu Aty.
"Iya, Umi," sahut Dina.
Bu Aty dan putrinya itu makan malam bersama. Selagi makan malam, anaknya itu menyampaikan bahwa kalau besok pagi suami anaknya itu bisa menemui dirinya. Selesai makan malam, anak semata wayangnya itu pun langsung kembali ke kamar dan beristirahat.
Keesokan pagi, Jeffry sudah datang ke rumah orangtua istrinya.
"Permisi," sapa Jeffry dari depan pintu rumahnya Dina.
Dina yang sedang berada di dapur mendengar suara suaminya itu, maka ia pun langsung menyahut, "Iya, Kang, sebentar."
Dina pun berjalan ke arah pintu dan membukakan pintu. Ia mempersilakan suaminya itu masuk. Suami perempuan itu pun masuk ke dalam rumah.
"Kang, sebentar, ya. Aku panggilkan Umi," ujar Dina.
"Iya, Din," sahut Jeffry.
Dina memanggil sang ibu. Tak lama, ia bersama ibunya menuju ke ruang tamu.
"Selamat pagi, Bu," sapa Jeffry dengan ramah.
"Ya, pagi, Nak Jeffry," balas Bu Aty.
"Oh, iya, Bu. Ini ada sedikit makanan. Titipan Umi saya," ujar Jeffry.
"Oh, iya, terima kasih, Nak Jeffry," ucap Bu Aty, "Nak Jeffry, Umi mau tanya. Nak Jeffry benar sudah menikahi anak Umi?"
"Benar, Umi," jawab Jeffry.
"Ohh, tolong dijaga anak Umi baik-baik, ya. Oh, iya, kalau bisa Nak Jeffry tinggal di sini saja," ujar Bu Aty.
"Iya, Umi. Apakah Umi tidak marah?" tanya Jeffry.
"Tidak, Nak Jeffry," jawab Bu Aty, "Umi merestui hubungan kalian, kok."
"Terima kasih, Umi," Jeffry langsung bersimpuh di depan kakinya Bu Aty.
Bu Aty pun langsung membangunkan Jeffry dan berkata,"Sudah, Nak. Tidak usah begini."
Jeffry pun bangun dan duduk kembali di sofa.
"Oh, iya, Nak Jeffry sudah sarapan?" tanya Bu Aty.
"Sudah, Umi," jawab Jeffry.
"Ya sudah, Umi sarapan dulu, silakan kalian lanjutkan obrolannya," ujar Bu Aty.
"Iya, Umi," sahut Jeffry.
Bu Aty pergi ke ruang makan. Sementara, anaknya bersama suami anaknya itu melanjutkan obrolan mereka.
"Din, terus anak kita bagaimana? Kalau kita tetap tinggal di sini," ujar Jeffry.
"Oh, iya, Kang. Mana aku sudah terlanjur berbohong kalau aku keguguran," sahut Dina.
"Hah, kamu, kok, sembarangan omong," bentak Jeffry.
"Ya, aku mana tahu, Kang, kalau Umi sekarang merestui kita. Aku kan, berbohong karena takut terjadi apa-apa dengan Archie," seru Dina.
"Sstt, jangan kenceng-kenceng suaranya. Nanti umimu dengar kalau kamu bohongi, Din," Jeffry meminta Dina mengecilkan suaranya.
"Oh, iya, Kang," Dina pun langsung mengecilkan suaranya.
Kemudian, Jeffry mendekat ke istrinya dan sambil membelai rambut sang istri, ia pun berkata, "Ya sudah. Jangan khawatir. Kita tetap tinggal di sini, nanti, akang akan koordinasi sama Kang Syamsul."
"Iya, Kang," sahut Dina.
Setelah obrolan tersebut, Jeffry pun pamit pulang ke rumah untuk mengambil pakaian. Di rumah, Jeffry menyempatkan diri menelepon Kang Syamsul dan menyampaikan segala informasinya. Akhirnya, ia dan Kang Syamsul pun menyepakati bahwa Archie akan dianggap anak Kang Syamsul dan Teteh Minah walaupun dirinya tetap akan menafkahi Archie dengan memberi uang setiap bulannya. Pria yang diteleponnya itu pun juga berjanji tidak akan bercerita siapa orangtua anaknya itu sebenarnya sampai waktunya tepat yaitu saat anaknya itu sudah dewasa. Begitu pula, keluarga mamangnya juga ia minta agar tutup mulut terhadap anaknya itu.
Casino & Resort Hotel Montgomery - JMT Hub
BalasHapusCasino & 당진 출장샵 Resort 충청남도 출장마사지 Hotel Montgomery Montgomery, Ala. Find 문경 출장마사지 all info, 파주 출장안마 directions, hours, address, telephone number, maps, gaming tables, hotel 광양 출장샵