Terjemahkan

Rabu, 01 Juli 2020

Archie - Part IV

cover-archie


Setelah kedua sejoli itu berhubungan kembali, si pria pun semakin hari semakin lebih baik kondisinya. ia tidak mudah stress lagi karena belahan hatinya selama ini sudah kembali bersamanya. Suatu hari, Jeffry mengajak Dina bertemu di saung sawah pada sore hari. Waktu itu, usia kandungan perempuan tersebut sudah memasuki usia tujuh bulan. Dengan kata lain, perut wanita itu sudah semakin besar. Sang pria pun tidak mau kelamaan membuat sang wanita merasa malu. Sore hari, di saung sawah, Jeffry sudah menunggu Dina di saung.
"Kang Jeff, aya naon ngajak Dina ketemuan?" tanya Dina.
"Gini, akang teh ngajak Dina ketemuan, akang berniat mau menikahi Dina," jawab Jeffry, "apakah Dina mau dinikahi oleh Kang Jeffry?"
"Mau, atuh, Kang," jawab Dina, "tapi, Kang, siapa yang akan jadi walinya Dina? Karena kalau abah teh pasti tidak akan setuju."
"Kang Syamsul aja," ujar Jeffry.
"Gak enak atuh, Kang, sama Kang Syamsul. Dina sudah terlalu banyak merepotkan Teteh Minah dan Kang Syamsul," tolak Dina.
"Nanti, akang deh, yang coba omong sama Kang Syamsul," ujar Jeffry, "ya sudah, yuk, sekarang kita ke rumah Kang Syamsul!"
Jeffry dan Dina beranjak dari saung di pinggir sawah. Mereka berdua pergi ke rumah Kang Syamsul. Kebetulan, Kang Syamsul sedang duduk-duduk di depan rumahnya.
"Permisi, Kang," sapa Jeffry.
"Eh, Jeffry," kata Kang Syamsul, "aya naon ke sini teh?" 
"Begini, Kang. Usia kandungan Dina kan, sudah semakin tua. Saya takut Dina jadi omongan orang. Makanya, saya berniat untuk menikahi Dina. Akang mau kan, jadi walinya Dina?"
"Lah, kenapa gak abahnya saja?" tanya Kang Syamsul.
"Abah teh pasti teu setuju, Kang. Nanti kalau abah tahu pasti kamu berdua dipisahkan lagi. Kami sudah saling cinta, Kang," jawab Dina.
"Oh, gitu," sahut Kang Syamsul, "Kalau begitu, akang mau deh, yang jadi walinya. Lagipula, Neng Dina, kan sudah akang anggap seperti adik akang sendiri."
"Serius, Kang. Dina jadi tidak enak, nih. Merepotkan Akang sama Teteh Minah melulu," sahut Dina.
"Tidak apa-apa, Neng Dina. Neng Dina tuh, kan, sudah akang anggap adik sendiri," ujar Kang Syamsul.
"Ya sudah, haturnuhun, ya, Kang. Nanti secepatnya, akan aku kabari kapan aku akan menikahi Dina," ucap Jeffry.
Dua minggu sudah berlalu, Jeffry pun sudah memberitahukan Kang Syamsul dan keluarganya bahwa dirinya akan menikahi Dina dua minggu lagi. Minggu depannya, seluruh keluarganya sudah berkumpul dan menginap di rumah mamangnya. Rumah mamangnya memang tergolong cukup besar sehingga dapat menampung keluarganya yang menginap. 
Sesuai rencana, akad nikah akan diselenggarakan di rumah Kang Syamsul. Kang Syamsul pun segera berbenah rumahnya agar tidak malu dengan keluarga besar Abah Usep. 
Tiga hari kemudian, akhirnya tibalah hari di mana Jeffry akan menikahi kekasihnya itu. Pagi itu, seluruh keluarganya mendatangi rumah Kang Syamsul dengan membawa seserahan. Selain itu, kedua sejoli itu akan melaksanakan akad nikah. Sekitar jam sepuluh, akad nikah pun diselenggarakan. Sang pria dengan mantap dan lancar mengucapkan ijab kabul di hadapan penghulu. Akhirnya, kedua sejoli itu pun sudah sah menjadi suami istri. 
Sehabis akad nikah, pasangan tersebut juga mengadakan resepsi secara sederhana di rumah Kang Syamsul. Jeffry dan Dina memakai pakaian adat Sunda berwarna putih nan elegan. Resepsi pun diadakan sampai jam tiga sore. 
Jam empat sore, seluruh undangan sudah bubar semua. Kang Syamsul dibantu oleh keluarga suaminya Dina membereskan rumah. Malam itu, Jeffry pun tinggal di rumah Kang Syamsul terlebih dahulu. Sehari setelah menikah, pasangan muda tersebut baru tinggal di rumah kontrakan sederhana. Rumah kontrakan itu milik seorang haji yang juga teman baik mamangnya sang pria. 
Kandungan Dina pun sudah semakin bertambah besar. Suatu hari, pada malam hari, perempuan itu mulai merasakan adanya kontraksi di perutnya. Kala itu, di desa Caringin Kulon sedang diguyur hujan deras. Jeffry merasa kebingungan karena tidak mungkin membawa istrinya itu ke rumah sakit di kota. Ia pun memutuskan akan mencari dukun beranak. Namun, dia pun juga bingung siapa yang akan menjaga istrinya ketika dirinya mencari dukun beranak. Akhirnya, pria itu teringat akan sepupunya. Suami Dina tersebut pun segera menelepon sepupunya.
"Halo, Res, lagi sibuk gak? Aa Jeffry, mau minta tolong, nih," ujar Jeffry.
"Apa tuh, A?" tanya Resti.
"Kamu ke sini, dong, tolong jagain Dina. Dina sudah kontraksi, Aa mau cari dukun beranak," pinta Jeffry.
"Oke, A. kebetulan Resti tidak sibuk. Resti akan segera ke sana."
Jeffry menutup telepon. Tak lama, sambil menggunakan payung, Resti sudah tiba di rumah kontrakannya. Karena rumah mamangnya itu dengan kontrakannya memang tidak terlalu jauh. Ketika sepupunya itu sudah datang, ia segera mengeluarkan sepeda motor bututnya dan menaiki. Pria itu pun tidak tahu di mana rumah dukun beranak karena ia termasuk baru tinggal di daerah situ. Akhirnya, ia memutuskan untuk ke rumah pria yang sudah membantu menjadi wali nikah istrinya itu terlebih dahulu. Tiba di rumah pria tersebut, Jeffry langsung mengetuk pintunya. Pria itu juga yang membukanya.
"Eh, Jeff, ada apa malam-malam ke sini?" tanya Kang Syamsul, "hujan-hujanan lagi."
"Kang, temani aku cari dukun beranak, yuk. Dina mau melahirkan, Kang," jawab Jeffry.
"Ohh, ya sudah, sebentar. Akang ganti baju dulu," ujar Kang Syamsul.
"Buruan, ya, Kang," sahut Jeffry.
Kang Syamsul ganti baju. Kemudian, Kang Syamsul keluar dari kamar dan menghampiri Jeffry. 
"Minah, akang pergi dulu, ya, sama Jeffry," pamit Kang Syamsul.
"Iya, Kang," sahut Teteh Minah.
Kang Syamsul mengeluarkan sepeda motornya. Kemudian, secara beriringan, kedua pria tersebut menuju ke rumah dukun beranak. Kang Syamsul yang menunjukkan rumah dukun beranak. Tiba di rumah dukun beranak, Jeffry menjelaskan maksud kedatangannya. Kemudian, dukun beranak itu menyanggupinya. Dukun beranak yang bernama Mak Ijah itu akhirnya dibonceng oleh suami Dina tersebut menuju ke rumah kontrakan. Kang Syamsul pun turut serta ke rumah kontrakan.
Tiba di rumah kontrakan, Mak Ijah segera turun dari sepeda motor diikuti oleh Jeffry. Begitu pula, Kang Syamsul juga turun dari sepeda motornya. Suami Dina itu pun masuk ke rumah dan menunjukkan kamar istrinya itu ke Mak Ijah. Dukun beranak itu masuk ke kamar istrinya. Sang Dukun mulai membantu proses istrinya untuk melahirkan ditemani oleh sepupunya. Sementara, Ia bersama Kang Syamsul menunggu di luar. Pria itu pun pergi ke dapur membuatkan minuman kopi hitam untuk pria yang sudah menemaninya mencari dukun beranak dan teh hangat untuk sang dukun nanti. 
Setengah jam berlalu, akhirnya proses Dina melahirkan berjalan lancar. Ia melahirkan seorang anak laki-laki yang sangat lucu dan menggemaskan. Oleh pasangan suami istri tersebut, anak itu diberi nama Archiemedes Subekti. Panggilannya Archie. Perempuan itu pun juga memasangkan kalung berliontinkan hati punya dirinya. Selesai membantu Dina melahirkan, dukun beranak tersebut berpamitan. Hujan pun juga sudah berhenti. Sang dukun pulang dengan diantar oleh Kang Syamsul. Tidak lama, sepupunya juga ikut berpamitan.
"A Jeffry, Din, saya pamit pulang, ya," ujar Resti.
"Iya, Res. Terima kasih, ya, sudah bantu Aa," ucap Jeffry.
"Iya, A. Sama-sama," sahut Resti.
Resti pulang ke rumah dengan berjalan. Kemudian, Jeffry menutup pintu rumahnya. Ia masuk ke dalam kamarnya dan menemui sang istri sedang menyusui anaknya. Pria itu melihat wajah anaknya sangat tampan dan persis dengan wajah dirinya. Sepasang suami istri itu pun merasa senang pada malam itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar