Dari sebuah komunitas, dua insan manusia berlawanan jenis dipertemukan.
Bagaimana kisah mereka?
Yuk, langsung saja baca kisah Erwin dan Imelda ini.
Malam sebelum tidur, kembali sebuah buku jurnal akan kucoreti dengan cerita kehidupan menarik yang hendak dibagikan. Kali ini, aku hendak berbagi kisah kehidupan mengenai kisah cinta dari mulai tumbuh hingga berkembang. Ya, cinta terhadap istri yang kini berada bersamaku.
Beginilah kisahnya. Awal mula, aku sungguh tidak menyangka janji suci pernikahan ini akan terjadi. Iya, janji suci di depan altar bersama kekasih yang sekarang berada bersamaku saat ini. Tulisku di awal cerita.
Oia, perkenalkan, namaku adalah Erwin. Aku adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan kosmetik ternama dan bekerja di bagian proses pembuatan komposisi sebuah kosmetik. Sementara, istriku adalah seorang karyawan akunting di perusahaan yang sama. Sungguh jauh berbeda bukan antara aku dengan dirinya. Selain itu, hal yang tidak disangka lainnya adalah jarak domisili kami yang terpisahkan oleh lautan. Namun, meski Long Distance Relationship (LDR), kami tetap berusaha menjaga hubungan ini. Hingga akhirnya, kami bisa mengucap janji di depan altar dan resmi menjadi suami istri. Jarak dan latar belakang kami tidak menjadi halangan untuk kami saling mengikat hubungan percintaan ini. Kini, saatnya kumulai bercerita awal mula bagaimana benih cinta kami tumbuh dan berkembang.
Beberapa tahun yang silam, aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah kampus ternama di Kalimantan Barat. Pertama kali, aku berkenalan dengan calon kekasih, Imelda di dalam sebuah komunitas. Waktu itu, Imelda adalah seorang mahasiswi tingkat pertama jurusan Akuntansi di sebuah universitas di Makassar. Kutertarik pada Imelda karena melihat foto profil cantiknya di Whatsapp. Foto itu membuat diriku penasaran terhadap dirinya. Malam itu, aku pun memberanikan diri menghubungi dia lewat chat secara pribadi terlebih dahulu.
Halo, boleh kenalan?
Halo juga, ini siapa ya? Kok bisa tahu nomerku?
Aku Erwin. Dari komunitas Seger Joss.
Ohh, kamu ada di komunitas itu juga toh. Kok gak pernah tahu ya, aku?
Iya, aku jarang nongol. Hehehe. Lagi sibuk tugas akhir soalnya.
Ohh, oh iya namaku Imel.
Iya, salam kenal ya. Oia kamu kuliah?
Iya nih, tapi aku masih tingkat pertama.
Ohh, kamu tinggal di mana?
Aku di Makassar. Kamu di mana?
Aku di Pontianak.
Wah jauh juga ya ternyata hehehe.
Iya nih.
Selagi asyik chatan dengan Imelda, tiba-tiba terdengar suara Nungki memanggil.
Imelda, sudahan dulu, ya, chatnya. Temenku memanggil.
Oh, oke deh. Senang bisa mengenalmu
Aku juga senang bisa mengenalmu.
Selesai chat, aku keluar dari kamar kost. Kumenemui Nungki di depan kamar.
"Ada apa, Nung?" tanyaku.
"Aku pinjam buku kimiamu, dong," jawab Nungki.
"Mau buat apa?" tanyaku kembali, "lagi kupakai soalnya buat bikin skripsi, nih,"
"Ya sudah, deh," kata Nungki agak kecewa.
Melihat wajah Nungki yang kecewa, aku jadi merasa tidak enak hati. Maka, aku pun berkata, "Besok saja, ya, kupinjamkannya."
"Iya, Win," sahut Nungki.
Karena tidak mendapatkan pinjaman buku Kimia, Nungki segera meninggalkanku. Ia kembali ke kamar kostnya. Aku pun masuk lagi ke kamar kost.
Malam itu, bisa dikatakan menjadi saksi bersejarah perkenalan pertama dengan Imelda. Ya, itulah awal pertama kami berkenalan lewat Whatsapp. Kuakhiri hari pada malam itu dengan beristirahat sambil berharap dapat memimpikan Imelda.
Imelda dan Erwin pun mulai berkenalan melalui chat whatsapp.
Akankah tumbuh benih cinta?
Nantikan dalam part selanjutnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar