Dua bulan sudah berlalu, usia kandungan Dina sudah mencapai usia lima bulan. Sehingga, dia pun sudah tidak diperbolehkan membantu Teteh Minah bekerja di sawah. Alhasil, setiap hari, perempuan itu hanya membantu memasak di rumah. Kemudian, ia membawakannya ke saung di pinggir sawah untuk Kang Syamsul dan istrinya makan siang.
Suatu hari, Dina hendak mengantar makan siang untuk Kang Syamsul dan istrinya. Dia menyiapkan dan memasukkan makanan ke rantang. Tidak lupa, perempuan itu juga menyiapkan gelas dan teko berisi teh untuk turut serta dibawa ke sawah. Setelah siap, wanita itu segera berganti pakaian terlebih dahulu. Karena hari sudah siang dan matahari bersinar cukup terik, Dina membawa payung untuk menghalau panas matahari. Dia berjalan menuju ke sawah. Ketika akan berjalan menuju ke sawah, tiba-tiba ada seorang gadis seusianya menghampiri.
"Punten," sapa gadis tersebut.
"Iya, aya naon?" Dina menanyakan keperluan gadis tersebut.
Gadis tersebut pun bertanya balik, "Teteh Minah, aya di imah teu?"
"Teu aya, Teteh Minah teh lagi di sawah," jawab Dina, "ini, aku aja juga mau ke sawah anter makanan buat Teteh Minah dan Kang Syamsul."
"Ohh, kalau begitu, bareng atuh. Saya mau bertemu dengan Teteh Minah," ujar gadis tersebut.
"Sok, atuh," sahut Dina.
Dina dan gadis tersebut pun berjalan. Dalam perjalanan, mereka banyak mengobrol.
"Kalau teteh teh, sahana Teteh Minah, ya?" Gadis tersebut menanyakan hubungan Dina dengan Teteh Minah.
"Abdi teh hanya numpang tinggal di imahna. Abdi dari Jakarta," jelas Dina.
"Jakarta? Abdi teh juga punya teman akrab waktu SMP dulu di Jakarta, sebelum pindah ka lembur. Namanya Dina Pramesti. Cuma sudah lama abdi teu kontakan dengan dia," terang gadis tersebut.
Mendengar nama Dina Pramesti, perempuan itu langsung terkaget. Nama tersebut adalah nama lengkap dirinya.
"Sebentar, kamu teh Resti Yulianti?" tanya Dina.
"Iya, aku Resti," jawab gadis tersebut.
"Kamu tidak mengenali abdi, ya?" tanya Dina.
"Tidak, abdi pan baru ketemu kamu, hari ini," sahut gadis tersebut.
"Resti, ini aku Dina yang tadi kamu sebut," ujar Dina.
"Ya ampun, Dina, pangling aku dengan dirimu yang sekarang," seru Resti kesenangan begitu bisa bertemu teman lamanya, "kumaha kabarna?"
"Baik, Res," jawab Dina.
"Kamu lagi hamil, ya? Suamimu mana?" cecar Resti.
"Ceritanya panjang, Res. Nanti kapan-kapan, abdi ceritakan," sahut Dina.
"Oh, ya sudah," ujar Resti.
"Eh, kita sudah mau sampai, tuh," kata Dina.
Karena keasyikan mengobrol, Resti dan Dina tidak menyadari kalau mereka sudah sampai tujuan. Kedua sahabat lama tersebut pun segera turun pelan-pelan ke sawah menuju ke saung. Perempuan hamil itu segera meletakkan rantang, teko, dan gelas di saung. Kemudian, dia memanggil Teteh Minah.
"Teh, ieu aya nu nyariin teteh," teriak Dina.
Teteh Minah melihat ke arah saung. Kemudian, istri Kang Syamsul itu menyudahi pekerjaannya dan menghampiri ke arah saung.
"Ada apa, Neng Dina?" tanya Teteh Minah.
"Ieu, aya nu nyariin teteh," kata Dina seraya menunjuk ke arah Resti.
"Ohh, Neng Resti, anaknya Abah Usep," ujar Teteh Minah, "aya naon, Neng Resti?"
"Ieu, Teh, abah ngundang Teteh jeung Kang Syamsul ke acara syukuran," jawab Resti.
"Syukuran naon?" tanya Teteh Minah.
"Syukuran abah baru pulang naik haji," sahut Resti.
"Oh, abahmu sudah pulang dari naik haji," ujar Teteh Minah.
"Sudah, Teh. Baru saja dua hari yang lalu," jawab Resti.
"Ohh," kata Teteh Minah, "oh, iya, Neng Resti kenalkan ini Neng Dina, yang suka bantu-bantu Teteh di imah."
"Sudah kenal, kok, Teh. Ternyata, Dina ini teman SMPnya Resti sebelum Resti pindah ke Sukabumi," terang Resti.
"Ohh, bagus dong, berarti Neng Dina sekarang aya temannya di dieu," ujar Teteh Minah.
"Iya, Teh. Dina jadi senang aya teman yang bisa diajak ngobrol. Selama ini, kan, Dina cuma paling ketemu Teteh Minah dan Kang Syamsul saja," kata Dina.
"Hehehe, iya." sahut Teteh Minah.
"Oh, iya, Teh. Sudah siang, nih, yuk, kita makan dulu," kata Dina, "Dina geus masakin angeun haseum jeung tempe sama lauk asin."
"Wah, pasti enak ini," seru Teteh Minah, "coba, Dina, panggilkan Kang Syamsul di gudang! Biar makan dulu."
"Oh, iya, Teh," sahut Dina.
Dina menuju ke arah gudang yang terletak tidak jauh dari saung tersebut. Dia melihat Kang Syamsul yang bertelanjang dada sedang berbaring di sebuah kursi sambil kipas-kipas. Ia pun segera menghampiri pria tersebut.
"Kang, hayu atuh dahar heula di saung bareng Teh Minah," ajak Dina.
"Oh, iya, bentar, ya, Neng," ujar Kang Syamsul, "akang pakai baju heula."
Kang Syamsul mengenakan kaosnya. Kemudian, Dina dan pria tersebut kembali menuju ke saung. Di saung, Resti dan Teteh Minah masih menunggu.
"Wah, aya angeun haseum," seru Kang Syamsul, "pasti enak."
"Jelas, dong, Kang! Masakan Dina kan selalu enak," puji Teteh Minah.
"Ah, teteh sama akang bisa saja mujinya," kata Dina malu-malu.
"Dina, Teh Minah, dan Kang Syamsul, Resti balik, ya," pamit Resti.
"Loh, kok, gak ikut makan dulu," kata Teteh Minah.
"Iya, Res. Kamu tidak mau cobain masakan saya?" tanya Dina.
"Kapan-kapan, ya, Din," sahut Resti, "takut keburu dicariin abah, nih."
"Oh, ya sudah, kalau begitu," kata Dina.
Resti pun balik ke rumah. Dina dan pasangan suami istri tersebut makan siang di saung. Dia menyiapkan makanannya untuk Kang Syamsul dan istrinya. Perempuan itu juga menuangkan teh hangat ke gelas wanita dan suaminya tersebut. Mereka bertiga makan siang bersama. Selesai makan siang, Dina merapikan kembali rantang dan gelasnya. Kemudian, dia bersama Teteh Minah kembali ke rumah. Sementara, suami Teteh Minah kembali ke gudang untuk melanjutkan pekerjaannya.
Dina dan istri Kang Syamsul kembali ke rumah dengan berjalan. Tiba di rumah, dia segera menuju ke dapur meletakkan rantang dan gelas kotor di bak cuci piring. Sementara itu, Teteh Minah menuju ke kamar mandi untuk mencuci pakaian. Dina mencuci rantang dan gelas kotor bekas makan tadi. Selesai mencuci piring, dia pun segera beristirahat di kamar. Ketika beristirahat di kamar, tiba-tiba istri Kang Syamsul itu memanggil dirinya.
"Neng Dina," teriak Teteh Minah.
"Iya, Teh," sahut Dina.
Dina keluar dari kamar. Dia pun menghampiri Teteh Minah yang ada di belakang.
"Aya naon, Teh?" tanya Dina.
"Teteh mau minta tolong dibelikan sabun cuci di warung. Ini ternyata habis," jawab Teteh Minah.
"Oh, boleh, Teh," sahut Dina.
"Duitnya ambil di meja, ya," ujar Teteh Minah.
"Iya, Teh," jawab Dina.
Dina mengambil duit di atas meja. Kemudian, dia pergi ke warung. Perempuan itu membeli sabun cuci di warung. Balik dari warung, ia melihat cowok pujaan hatinya sedang bersama dengan Resti. Wanita itu pun berhenti sebentar. Dia mengamati Jeffry dan teman SMPnya itu dari balik pohon.
"Hmm, itu kan Jeffry. Ada hubungan apa, ya, dengan Resti?" gumam Dina dalam hati, "apakah Jeffry selingkuh? Sepertinya, aku harus menyelidikinya, besok."
Akhirnya, Dina pergi meninggalkan tempat tersebut. Dia kembali ke rumah Teteh Minah. Perempuan itu segera memberikan sabun cuci itu kepada istri Kang Syamsul tersebut. Kemudian, Dina kembali ke kamarnya. Dia masih saja terus memikirkan kejadian yang baru dilihat. Ia kembali teringat memori kejadian beberapa bulan sebelumnya.
"Ahh, kenapa memori tentang itu kembali lagi? Aku ingin melupakannya," seru Dina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar