Terjemahkan

Kamis, 14 Mei 2020

Irfan Story Season III (Cinta Lama Hadir Kembali) - Part I



BAB I
PERNIKAHAN PERTAMA

Enam tahun sudah berlalu dari kepergian Sheren ke Perancis. Irfan pun sekarang sudah bekerja. Mas Banu sudah memiliki dua anak yaitu Berly (6 tahun) dan Rully (5 tahun). Mba Revi pun sudah berkeluarga dengan Mas Aldi dan mempunyai anak bernama Via (1 tahun). Sedangkan, Irfan sendiri masih belum menikah. Tinggallah dirinya sendiri di rumah bersama kedua orangtuanya. Ayahnya yang lumpuh pun sekarang sudah sembuh dan bisa berjalan kembali sejak dibawa terapi berobat ke Singapura oleh kakak tertuanya. Kini, ia sudah memiliki pengganti mantannya yaitu teman kuliahnya yang kini bekerja di tempat yang sama yaitu di hotel milik papinya. Sosok pengganti mantannya itu ialah Dira. 
Di kantor, Irfan menggantikan posisi kakaknya di hotel Jatayu Semarang sebagai Manager Keuangan. Sedangkan, kakak laki-lakinya itu berpindah ke posisi Manager Operasional. Kekasihnya sekarang pun bertugas menjadi staff keuangan sebagai anak buahnya.
Kini, Irfan dan Dira sedang disibukkan dengan urusan persiapan pernikahannya. Waktu untuk mempersiapkannya itu tinggal tiga bulan lagi. Oleh karena itu, pada suatu hari, di jam makan siang, Dira pun menanyakan persiapan selanjutnya kepada Irfan.
"Sayang, kapan kamu mau siap foto prewedding?" tanya Dira.
"Hmm, minggu depan saja deh," jawab Irfan, "nanti, akan kusiapkan waktu kosong. Memang mau foto di mana, sih?"
"Nanti kita foto di Lawang Sewu, sama di Ungaran, sayang," jelas Dira.
"Ohh, di sana," sahut Irfan.
"Iya, nanti kamu siapin kemeja dan jas terbaikmu, ya, sayang," ujar Dira.
"Tenang saja, aku pasti akan mempersiapkannya," janji Irfan, "omong-omong, aku kembali kerja lagi, ya."
"Iya, sayang, aku juga mau kerja lagi," sahut Dira.
Irfan dan Dira pun kembali bekerja lagi. Mereka bekerja hingga sore hari. Sepulang kerja, Irfan mengantar pulang kekasihnya itu sampai di rumahnya. Setelah mengantar kekasihnya pulang, ia pun langsung melanjutkan perjalanan ke rumah. Setiba di rumah, rupanya mami tercintanya sudah menyambut di depan pintu. Maminya itu melihat dirinya datang dalam kondisi lemas. Maka, sang mami pun langsung berkata, "Fan, capek banget ya?"
"Iya, nih, Mi," jawab Irfan.
"Kamu persiapan nikahan sudah beres semua?" tanya Mami Helena.
"Udah, sih, Mi, beberapa. Minggu depan, rencana aku dan Dira mau pergi foto prewedding," ujar Irfan.
"Ya sudah, kamu jangan capek-capek tinggal 3 bulan lagi, loh," kata Mami Helena.
"Iya, Mi," sahut Irfan.
"Ya sudah, kamu mandi, gih, pakai air panas, biar rileks," perintah Mami Helena.
"Iya, Mi," jawab Irfan.
"Kamu sudah makan malam belum?" tanya Mami Helena.
"Belum, Mi," sahut Irfan.
"Ya sudah, abis mandi, kamu turun terus kita makan malam bareng sama papi juga," pesan Mami Helena.
Irfan pun berjalan naik ke atas. Kemudian, ia bergegas mandi. Selesai mandi, dia pun turun kembali untuk makan malam. Ia pun menuju ke ruang makan. Di ruang makan, tampak kedua orangtuanya sudah menunggu. Papinya yang melihat dirinya datang langsung berkata,"Wah, udah ganteng aja, nih, jagoan bungsu papi."
"Hehe, iya dong, Pi, siapa dulu papinya," ujar Irfan.
"Wah, sebentar lagi kita kesepian, nih, Mi, cuma tinggal kita berdua saja," ujar Papi Wahyu.
"Gak lah, Pi. Nanti abis nikah, aku maunya tetap tinggal di sini, kok, sudah terlalu banyak kenangan di sini. Selain itu, aku juga mau jagain papi sama mami sampai tua," jelas Irfan.
"Aduh, anak papi yang satu ini paling top memang, selalu peduli sama orang tuanya," puji Papi Wahyu.
"Iya dong, pi. Mami aja bangga loh, sama Irfan," ujar Mami Helena.
"Ah, mami sama papi bisa aja," sahut Irfan.
"Ya sudah, sekarang, ayo kita makan," ajak Mami Helena.
Irfan dan kedua orangtuanya makan malam. Sesudah makan malam, karena sudah lelah, ia pun bergegas menuju ke kamar untuk beristirahat.
***
Seminggu sudah berlalu. Sesuai janjinya, minggu ini, Irfan bersama Dira akan melakukan foto prewedding. Pagi hari, Irfan sudah bersiap-siap dengan kopernya. Ia membawa koper karena foto prewedding-nya akan diadakan di luar kota selama dua hari, selain tentunya di dalam kota, tepatnya di Lawang Sewu. Setelah kopernya siap, ia segera turun ke bawah membawa koper. Maminya melihat dirinya turun langsung menghampiri. 
"Fan, kamu berapa hari, toh, fotonya?" tanya Mami Helena.
"2-3 hari saja, kok, Mi," jawab Irfan, "oia, nanti mas Banu akan datang ke sini, nginep di sini sampai aku pulang untuk nemenin papi dan mami." 
"Oke, Fan. Tadi, sebenarnya Mas Banu juga sudah telepon ke mami, tetapi datangnya agak sorean katanya, pulang dari kerja," ujar Mami Helena.
"Oke, Mi. Ya sudah, Mi, Pi, aku berangkat dulu, ya," pamit Irfan.
"Iya, Fan. Hati-hati di jalan," pesan Mami Helena.
Irfan pun mengangkat kopernya menuju mobil. Kemudian, ia segera mengemudikan mobilnya menuju kostan Dira. Ya, kekasihnya memang perantau, makanya pujaan hatinya itu tinggal di kostan. Sedangkan, kedua orang tua kekasihnya itu berada di Ambarawa. Oleh karena itu, Irfan dan pasangannya sehabis foto prewedding di Ungaran, mereka berencana akan menginap semalam di rumah orang tua kekasihnya itu di Ambarawa. Setiba di kost ceweknya, kekasihnya itu sudah siap dan langsung naik ke dalam mobilnya. Ia pun langsung melajukan mobilnya menuju ke Lawang Sewu sebagai spot pertama untuk foto prewedding.
Foto di Lawang Sewu berlangsung lancar hanya sampai siang hari saja. Selesai foto, Irfan dan kekasihnya itu makan siang bersama terlebih dahulu sebelum bersama-sama meluncur ke Ungaran. Jam tiga sore, mereka berdua meluncur ke Ungaran. Karena jalanan lagi lancar, maka tidak sampai satu jam, mereka sudah tiba di Ungaran. Mereka berdua langsung menuju ke hotel untuk menginap. Irfan dan Dira memesan 2 kamar di hotel. Karena tidak ada lagi pemotretan, mereka pun memutuskan makan malam di hotel terus beristirahat.
***
Esok pagi, pengambilan foto kembali akan dilakukan. Irfan pun bangun jam tujuh dan langsung berkemas-kemas untuk check out. Begitu pula Dira. Jam setengah sembilan, mereka pun sudah siap. Irfan dan Dira langsung turun sambil membawa koper. Mereka berdua sarapan terlebih dahulu sebelum keluar dari hotel. Ketika sarapan, sang cowok mendapat telepon dari sang fotografer prewedding mereka.
"Halo, Irfan," sapa sang fotografer di handphone.
"Halo, Ren. Ada apa nih? Kita masih sarapan dulu. Tunggu sebentar, ya," balas Irfan.
"Iya, gapapa, kita juga masih siap-siap di lokasi. Btw lu masih ingat, kan, lokasinya di mana?" ujar sang fotografer.
"Masih kok," sahut Irfan.
"Oia, inget, jangan lupa pakaian yang gue pernah bilang, formal style," pesan sang fotografer.
"Iya, siap, ada kok di koper gue," jawab Irfan.
"Oke, deh. Udah dulu, ya. Mau lanjut briefing anggota dulu, nih," ujar sang fotografer.
"Oke."
Irfan pun mengakhiri panggilan di telepon. Selesai menerima panggilan telepon, ia pun ditanya oleh Dira.
"Siapa, sayang, yang telepon?" tanya Dira.
"Fotografer, ngingetin lagi foto hari ini sama kasih tahu mereka sudah di lokasi," jelas Irfan.
"Ohh, gitu, ya sudah," sahut Dira.
Irfan dan Dira melanjutkan sarapan mereka. Selesai sarapan, mereka berdua check out terlebih dahulu. Kemudian, mereka meluncur ke lokasi pengambilan foto prewedding. Mereka berdua tiba di lokasi jam setengah sebelas. Setiba di lokasi pemotretan.
"Reno," teriak Irfan memanggil sang fotografer.
"Hey, Fan," sahut sang fotografer.
"Sudah siap semuanya?" tanya Irfan.
"Sudah nih. Ya sudah, lu ganti baju dulu, aja," perintah fotografer tersebut.
"Oke, gue ganti baju dulu, ya," sahut Irfan.
"Siap."
Irfan dan Dira berganti pakaian secara bergantian di mobil karena tidak ada toilet di lokasi. Selesai berganti pakaian, mereka mulai melakukan pengambilan foto. Kesempatan kali ini, mereka berdua melakukan pengambilan foto beberapa kali lebih banyak dibandingkan waktu di Lawang Sewu yang hanya 4 sampai 5 kali pengambilan foto. Sekarang, mereka melakukan pengambilan foto sebanyak belasan kali. Maka, mereka berdua baru selesai pengambilan foto jam tiga sore. Selanjutnya, mereka segera berganti pakaian biasa kembali. Selesai berganti pakaian, mereka berdua berpamitan dengan sang fotografer. Kemudian, mereka berdua meluncur mencari rumah makan terdekat untuk makan siang terlebih dahulu. 
Setelah mencari-cari rumah makan terdekat, akhirnya Irfan dan Dira menemukannya. Mereka tiba di rumah makan jam empat sore. mereka pun langsung memesan makanan. Mereka berdua makan di rumah makan tersebut. Ketika sudah selesai makan, waktu sudah menunjukkan jam lima sore.
"Sayang, sudah yuk, kita lanjut lagi. Nanti kemalaman sampai rumah Ambarawa. Kasihan mama sama papa menunggu," ujar Irfan.
"Iya, sayang. Aku bayar dulu makanannya," sahut Dira.
"Iya. Aku tunggu di mobil, ya," pesan Irfan.
Irfan pun menunggu di mobil, sementara kekasihnya itu membayar makanan. Selesai membayar, pasangannya pun masuk ke mobil. Ia pun langsung melajukan mobil menuju Ambarawa. Namun, sayangnya, mereka kurang beruntung, ternyata perjalanan mereka harus mengalami kemacetan. Akhirnya, Irfan dan Dira baru tiba di rumah orang tua Dira hampir jam setengah tujuh malam. Mereka pun segera turun dari mobil dan mengetuk pintu rumah. Pintu pun dibuka oleh mamanya kekasihnya itu yang biasa dipanggil Tante Yuni. 
"Eh, Dira sama Nak Irfan. Ayo masuk," ajak Tante Yuni.
Irfan dan Dira masuk ke rumah. Mereka langsung duduk di ruang tamu.
"Oh, iya, mama sudah siapkan kamar-kamar kalian. Kamar nak Irfan nanti di atas, ya, di kamar tamu, sebelah kamarnya Dira," jelas Tante Yuni.
"Iya, Tan," kata Irfan.
"Tadi, selesai pengambilan foto jam berapa?" tanya Tante Yuni.
"Selesainya, sih, jam tiga sore, Tan. Tapi, tadi kita makan dulu karena lapar. Terus, perjalanan dari Ungaran ke sininya macet lumayan lama," terang Irfan.
"Oh, iya, memang jalan dari Ungaran ke Ambarawa, tuh lagi ada perbaikan jalan. Jadi, mobil-mobil bergantian jalannya, gak bisa cepat," ujar Tante Yuni.
"Iya tuh, ternyata," sahut Irfan.
"Ya sudah, nak Irfan dan Dira mandi saja dulu, pasti lelah kan seharian," kata Tante Yuni.
"Iya, tan. Kamar mandinya di mana, ya?" tanya Irfan.
"Nak Irfan mandi di kamar mandi atas saja. Dira biar yang di kamar mandi bawah," jelas Tante Yuni.
"Oke, baik, Tan. Aku mau menaruh tas dulu di kamar," kata Irfan.
"Silakan, anggap aja rumah sendiri. Toh, bentar lagi kan nak Irfan akan jadi mantu tante. Berarti anak tante juga," ujar Tante Yuni.
"Iya, Tan," sahut Irfan
Irfan pun menaruh tas kopernya di kamar. Kemudian, ia bergegas mandi di kamar mandi atas. Sementara itu, Dira juga mandi di kamar mandi bawah. Selesai mandi, Irfan bersama keluarga kekasihnya itu makan malam bersama. Selesai makan malam, ia dan kekasihnya beristirahat di kamar masing-masing.
***
Keesokan paginya, Irfan dan Dira sedang bersiap-siap untuk kembali menuju ke kota Semarang. Selesai berkemas, mereka segera memasukkan tas ransel dan kopernya ke mobil. Setelah rapi dan beres, mereka berdua sarapan terlebih dahulu bersama keluarga Dira. Kemudian, mereka berpamitan dengan keluarga kekasihnya Irfan. 
"Tan, aku sama Dira pamit balik dulu ke Semarang, ya," ujar Irfan.
"Yahh, kok cuma semalam saja," sahut tante Yuni.
"Iya, Tan. Soalnya, kita tidak bisa lama-lama karena masih ada kerjaan lain yang perlu diselesaikan," jelas Irfan.
"Ya sudah, kalau begitu. Tante tidak bisa memaksa kalian untuk menginap semalam lagi," kata Tante Yuni.
"Om, aku sama Dira pamit balik, ya," kata Irfan ke Om Iwan, papanya Dira.
"Iya, Fan. Hati-hati di jalan. Jangan ngebut-ngebut," pesan Om Iwan.
"Iya, om," sahut Irfan.
"Jagain Dira, ya," pesan Om Iwan lagi.
"Siap, om. Pasti aku jaga dengan baik," janji Irfan.
Selesai berpamitan, Irfan dan Dira segera menaiki mobil. Irfan langsung melajukan mobil menuju kota Semarang. Perjalanan mereka tempuh selama satu setengah jam. Mereka berdua sampai di kostan Dira jam setengah sebelas. 
Tiba di kostan, kekasih Irfan itu pun turun. Ia pun ikutan turun membantu membawakan barangnya masuk ke kostan. Namun, ia tidak bisa lama berada di situ. Ia langsung berpamitan.
"Sayang, aku langsung balik, ya," kata Irfan.
"Iya, sayang. Salam buat mami sama papimu, ya," kata Dira.
Irfan pun mencium kening Dira terus berpamitan. Ia melajukan mobil menuju ke rumah. Setiba di rumah, dia masih melihat ada mobil kakaknya di halaman rumah. Ia pun terpaksa memarkirkan mobil sementara di luar pagar. Kemudian, dia masuk ke dalam rumah ternyata benar saja ada kakak tertuanya bersama sang istri serta kedua anaknya.
"Om Irfan," teriak Beryl dan Rully berbarengan.
"Aduh ponakan-ponakan om, nih," ujar Irfan.
"Beryl kangen, nih, sama om. Om sudah lama gak main, sih, sama Beryl dan Rully," sahut Beryl.
"Iya, om lagi sibuk, soalnya," ujar Irfan.
"Fan, gimana urusan nikahanmu?" tanya Mas Banu.
"Udah beres, kok, tinggal nyebar undangan saja," kata Irfan.
"Ohh, syukurlah," sahut Mas Banu.
"Iya, Mas. Ya sudah, Mas, Mba, aku naik ke atas, ya," kata Irfan.
"Beryl ikut, dong, main di kamar om," kata Beryl.
"Nak, gak boleh gitu. Om Irfan tuh mau istirahat," kata Mba Cheryl.
"Iya, Beryl, om istirahat dulu ya, mainnya nanti aja," ujar Irfan.
"Iya, deh, om," sahut Beryl.
Irfan naik ke atas menuju ke kamar sambil membawa koper. Ia pun beristirahat. Sore harinya, dia terbangun dari istirahatnya. Ia pun merasa lapar. Akhirnya, dia turun dan menuju ruang makan.
"Mi, ada makanan, gak?" tanya Irfan.
"Ada tuh, tadi mbamu bawain nasi ayam geprek, masih ada sisa," jawab mami Helena.
"Oke, mi," sahut Irfan.
Irfan langsung membuka tudung saji di atas meja. Ternyata, benar saja, masih ada satu porsi nasi ayam geprek. Ia pun langsung memakannya. Selesai makan, Irfan mandi. Kemudian, sesuai janjinya, ia akan bermain bersama Beryl dan Rully. Oleh karena itu, dia segera berjalan menuju rumah kakaknya.
Irfan hanya membutuhkan waktu sepuluh menit saja untuk sampai ke rumah kakaknya itu. Tiba di rumah kakak laki-lakinya itu, ia segera mengetuk pintu rumahnya. Kemudian, keluarlah kakak iparnya yang membukakan pintu.
"Eh, Fan, masuk, Fan," ajak Mba Cheryl.
"Iya, Mba. Beryl sama Rully mana?" ujar Irfan.
"Tuh, ada di kamarnya," sahut Mba Cheryl.
"Ya sudah, Mba, aku ke kamar Beryl dan Rully," izin Irfan.
Irfan segera berjalan menuju ke kamar Beryl dan Rully. 
"Halo, ponakan-ponakan om," kata Irfan.
"Eh, Om Irfan," seru Beryl.
"Sini, om, main PS. Aku sama Kak Beryl baru lagi main PS, nih," ajak Rully.
Irfan pun bermain PS bersama Beryl dan Rully sampai puas. Kemudian, anak pertama kakaknya itu merasa lapar.
"Om, kita makan di luar, yuk, Beryl lapar nih," pinta Beryl.
"Iya, om. Rully juga, nih," tambah Rully.
"Ya sudah, ayo, om traktir," sahut Irfan.
"Asyik," teriak Beryl dan Rully berbarengan.
Irfan pun mengajak makan kedua keponakannya itu di luar. Ia meminjam mobil Mas Banu. Pulang dari makan, karena sudah kenyang, kedua keponakannya itu tertidur di dalam mobil. Setiba di rumah kakaknya, ia langsung menggendong kedua keponakannya itu. Kemudian, ia membawa mereka ke kamar dan menidurkan mereka. 
Tidak berlama-lama, Irfan pun langsung berpamitan dengan kakaknya untuk pulang ke rumah. Ia pulang ke rumah dengan berjalan lagi. Tiba di rumah, ia pun langsung menuju kamar, lalu beristirahat.
***
Hari berganti hari, pernikahan Irfan dan Dira sudah semakin dekat. Undangan pun sudah selesai disebar semuanya. Seluruh keluarga besar sudah diundang semuanya dan siap untuk datang. Pernikahan mereka berdua diadakan di Ungaran, sama seperti tempat nikah Mas Banu. Irfan memilih tempat di Ungaran dikarenakan posisi yang berada di tengah-tengah antara kota Semarang dan Ambarawa. 
Dua hari sebelum pernikahan Irfan dan Dira, keluarga besar Irfan sudah menginap di hotel di daerah Ungaran. Begitu pula, keluarga besar Dira juga sudah menginap di hotel. Sehari sebelumnya, mereka mengadakan upacara adat jawa di sebuah rumah makan yang sudah disewa jauh-jauh hari. 
Keesokan harinya, tibalah hari yang dinantikan Irfan dan Dira selama ini. Pagi harinya, di hotel, tampaklah kesibukan keluarga Irfan dan Dira. Setelah seluruh keluarga siap, seluruh keluarga berangkat menuju ke Kapel yang ada di daerah Ungaran. Di sana, tampak Romo sudah siap memberkati pernikahan mereka berdua. Pemberkatan pernikahan pun dimulai. 
"Di hadapan imam dan para saksi, saya, Bartolomeus Irfandhi Putra Sudjatmiko, menyatakan dengan tulus ikhlas, bahwa Verena Indira Wibowo yang hadir di sini mulai sekarang ini menjadi istri saya. Saya berjanji setia kepadanya dalam untung dan malang, dan saya mau mencintai dan menghormatinya seumur hidup. Demikianlah janji saya demi Allah dan Injil suci ini," janji Irfan disampaikan dengan lugas.
"Di hadapan imam dan para saksi, saya, Verena Indira Wibowo, menyatakan dengan tulus ikhlas, bahwa Bartolomeus Irfandhi Putra Sudjatmiko yang hadir di sini mulai sekarang ini menjadi suami saya. Saya berjanji setia kepadanya dalam untung dan malang, dan saya mau mencintai dan menghormatinya seumur hidup. Demikianlah janji saya demi Allah dan Injil suci ini," janji Dira disampaikan dengan lugas.
Akhirnya, Irfan dan Dira resmi menjadi suami istri di hadapan Tuhan. Selesai sakramen pernikahan dilaksanakan. mereka menyelenggarakan resepsi pernikahan di tempat yang sama. Tampak kemeriahan pesta pernikahan mereka berdua. Seluruh undangan sebanyak lima ratus lebih hadir dalam pesta pernikahan mereka. Hadir pula Leon dan Yuno, sahabat sang mempelai laki-laki sejak SMP. Begitu juga Mas Firhan, Om Ramdan, Bang Mukhlis, orang-orang yang dulu pernah membantu orang yang sekarang menjadi suaminya Dira itu sewaktu di Jakarta, mereka pun turut hadir dalam pernikahan Irfan dan Dira.
"Wah, selamat ya, Fan. Akhirnya sahabat gue dari SMP nikah juga," ucap Leon.
"Lu sendiri, kapan nyusul, Yon? Yuno saja sudah, terus gue, tinggal lu nih," ujar Irfan.
"Iya, Yon, kapan lu? Gue saja anak sudah satu, tuh," sahut Yuno sambil menunjukkan anaknya yang digendong oleh istrinya.
"Ayo, Yon, buruan," ujar Irfan lagi.
"Iya, bulan mei, maybe yes maybe no, hahaha," seru Leon.
"Bercanda lu gak hilang-hilang, ya," kata Irfan. 
Irfan dan kedua sahabatnya tertawa bersama. Mereka bertiga pun berfoto bersama istri mereka, sementara Leon yang masih sendiri berdiri di tengah diapit kedua sahabatnya, Irfan dan Yuno bersama istrinya. 
Seluruh undangan yang hadir juga turut memberi ucapan selamat kepada Irfan dan Dira. Pernikahan mereka berlangsung hingga malam hari. Selesai acara resepsi, seluruh keluarga besar kembali menuju ke hotel. Begitu pula, mereka berdua pun juga kembali ke hotel.
Tuntas sudah tugas Mami Helena dan Papi Wahyu mengantar anak-anaknya menuju kesuksesan hingga berkeluarga. Malam itu, Irfan dan Dira sudah sangat lelah menjadi raja dan ratu sehari. Tiba di hotel, mereka berdua pun langsung beristirahat malam itu.


Irfan dan Dira resmi menikah
Bagaimana kelangsungan rumah tangga mereka?
Nantikan terus di part selanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar