Terjemahkan

Selasa, 10 September 2019

Asmara Dua Insan (Part 1)

Hasil gambar untuk asmara dua insan

Tahun baru, aku, Deva, bersama keluargaku menuju ke daerah kampung halaman nenekku, yang baru saja meninggal 3 tahun yang lalu. Aku pergi bersama ayah, Pak Sapto dan kakakku, Andara dan Revo beserta istri kak Revo, Yunita. Sementara, ibuku, Bu Vera sudah meninggal 10 tahun yang lalu. Kampung halaman yang dituju adalah salah satu kota di timur Jawa Barat. Perjalanan ditempuh dengan mengendarai mobil pribadi dan ditempuh selama 4 jam perjalanan. Setiba di kota tersebut, kita menginap di rumah nenek yang sudah lama ditinggali. Rumahnya cukup berdebu dan kotor. Sampai di sana, kita membersihkan rumah terlebih dahulu. Ayahku membersihkan ruang tamu, kak Andara dan kak Yunita membersihkan dapur dan kamar mandi, kak Revo membersihkan halaman, dan aku sendiri membersihkan kamar tidur. Siang harinya, kita sudah selesai membersihkan semua dan kita pun merasa lelah. Kita pun tertidur. Saking lelapnya tidur, tidak terasa malam pun tiba. Malam hari, perutku bunyi keroncongan karena merasa lapar dari siang belum makan.

"Yah, Kak, cari makan yuk," kataku.
"Mau cari makan apa?" tanya pak Sapto.
"Kita cari ke alun-alun saja,"
"Ya udah, tapi jalan kaki saja ya. Kak Revo capek soalnya," ujar kak Revo.
"Iya, gapapa kak, lagipula dekat dari sini," timpalku.
Kita pun berjalan menuju ke alun-alun. Sesampai di alun-alun, karena masih hari libur, banyak tempat makan yang tutup. Akan tetapi, akhirnya, kita menemukan tempat makan yang buka.
"Yah, kak, tuh ada yang buka di sebelah sana," kataku.
"Oh iya bener, ya udah kita makan di situ saja," kata pak Sapto.
Mereka pun menuju ke tempat makan itu.
"Selamat malam, selamat datang di rumah makan kami," kata pelayan rumah makan menyambut mereka dengan ramah.
Kita pun makan bersama di sana. Setelah kenyang, mereka kembali ke rumah. Karena sudah merasa kekenyangan, akhirnya aku pun tertidur pulas kembali. Tidak berapa lama kak Revo menyusul ke kamarku di lantai 2. Kak Andara dan kak Yunita sekamar di kamar sebelah kamarku. Sedangkan, ayahku tidur di kamar yang ada di lantai 1.

Esok paginya, aku mengernyitkan mata karena silaunya matahari yang masuk lewat jendela. Aku pun bangun dari tempat tidur dan membangunkan kak Revo yang masih tidur.
"Kak Revo, ayo bangun, sudah pagi, katanya kita mau main ke curug," kataku.
"Bentar, Dev, kak Revo masih ngantuk. Kamu bangunin yang lain aja dulu," kata kak Revo.
"Iya, kak,"
Aku segera keluar dari kamar tidur dan membangunkan kak Andara, kak Yunita, dan ayahku. Aku pun mandi di kamar mandi atas. Usai mandi, aku segera ke kamar dan membangunkan kak Revo lagi.
"Kak, ayo bangun, yang lain ud bangun tuh," kataku dalam kondisi masih handukan.
Kak Revo bangun dari tempat tidur dan segera menuju ke kamar mandi. Selesai berganti pakaian, aku pun turun ke bawah. Kak Andara dan kak Yunita sedang menyiapkan sarapan pagi di dapur. Sedangkan, ayahku sedang membaca berita di hpnya. Tidak berapa lama, kak Revo sudah siap dan sarapan pun sudah siap.
"Ayah, kak Revo, Deva, ayo sarapan dulu, sudah siap nih," kata kak Andara.
"Iya kak," teriakku.
Aku, ayah, dan kak Revo menuju ke ruang makan untuk sarapan. Seusai sarapan, kita pun bersiap-siap untuk pergi ke curug Putri yang letaknya lumayan jauh dari rumah nenekku. Jam 9 pagi, kita pun menuju ke curug Putri. Kita menempuh perjalanan selama 1 jam. Jam 10 lewat, kita tiba di curug Putri. Kita bermain air di curug tersebut. Belum lama kita sampai, air hujan mulai mengguyur tempat itu. Sontak, kita segera berlarian mencari tempat berteduh. Kita menemukan pendopo tidak dipakai dan kita pun berteduh di situ. Sembari menunggu hujan, aku membuka instagram dan mengupdate insta story. Kemudian, tiba-tiba ada DM IG masuk dari seseorang yang aku tahu teman komunitasku cuma belum pernah berkontakan pribadi ataupun ketemuan. Namanya Sisil. Begini bunyi pesan dari Sisil.
"Lagi di kota Kuningan?" begitu isi pesannya.
Aku pun membalasnya.
"Iya nih, mana keujanan lagi di curug, terus laper pula," balasku.
"Wah, kasian kelaperan, temenku, Linda punya rumah makan tuh di daerah Kuningan, ga jauh dari curug," balasnya lagi.
"Oh ya? Lanjut di wa aja ya,"
Kita pun bertukar nomer kontak. Aku pun segera chat dia lagi.
"Halo, Ini Deva, yang DMan di IG," tulisku mengawali chat.
"Hai Dev, oh iya, ini nomer kontak temenku, coba kamu hubungi," balasnya.
"Iya nanti kuhubungi, kalau hujan sudah berhenti, ini masih neduh dulu,"
"Oke deh,"
Aku pun menyudahi chatnya. Aku menghampiri kakak-kakakku dan ayahku.
"Kak, yah, udah pada laper belom? sudah hampir jam 12 nih," tanyaku sambil melihat jam.
"Sudah sih, tapi hujannya belum berhenti, gimana nih?" kata kak Revo.
"Ya sudah, kita tunggu sebentar lagi," kata pak Sapto.
Tidak berapa lama, hujan pun berhenti. Kita pun menuju ke parkiran mobil. Di dalam mobil.
"Kita mau makan di mana nih?" tanya kak Revo.
"Di rumah makan temenku aja," kata Deva.
"Temenmu? Emang kamu punya temen di sini," kata kak Andara.
"Ada lah temen komunitas tapi belom pernah ketemu sih," kataku.
"Ohh, ya sudah coba kamu tanya gih ada di sebelah mana?" kata kak Andara.
"Oke,"
Aku pun chat si Linda dan kemudian mendapatkan alamat rumah makannya. Kita pun meluncur ke rumah makan tersebut. Setiba di sana, ternyata Linda sedang tidak berada di Kuningan, tetapi berada di Cirebon. Setelah puas makan di sana, kita pun kembali menuju ke rumah nenek. Selang beberapa hari, habis sudah masa liburan kita di Kuningan, kampung halaman nenekku. Kita pun kembali ke kota Jakarta.

1 komentar: