Terjemahkan

Rabu, 11 September 2019

Asmara Dua Insan (Part 2)

Hasil gambar untuk mobil sport

Sejak saat liburan di Kuningan, aku pun semakin sering kontakan dengan Sisil. Hingga pada hari Minggu, aku tiba-tiba dichat oleh Rinto. Rinto adalah salah satu teman dekat Sisil yang lain yang sudah dikenalkan ke aku. Begini isi chatku dengan Rinto.

"Va, Sisil pindah ke daerah Jakarta Timur tuh. Kemarin ini Sisil cerita ke aku," pesan Rinto dalam chatnya ke aku.
"Oh ya?" balasku.
"Iya, aku titip ya ke kamu, kamu kan tinggal daerah sana juga, karena kan di sana, dia ga banyak kenalan,"
"Oh ya? Oke deh siap,"
"Jangan diapa-apain loh ya,"
Usai chat dengan Rinto, aku bergegas ke rumah kak Revo. Karena hari itu, aku ada janjian sama kak Revo. Kak Revo berjanji mau belikan aku mobil sport terbaru untukku. Kira-kira hanya butuh waktu setengah jam saja, aku sudah sampai rumah kak Revo. Tiba di rumah kak Revo.
"Permisi," kataku sambil mengetuk pintu.
"Iya, sebentar, Va," kata kak Yunita.
Kak Yunita membukakan pintu untukku.
"Kak, kak Revo ada?" tanyaku.
"Yah, Va, kak Revo baru saja pergi, ada meeting mendadak katanya," jawab kak Yunita.
"Yahh, kak Revo lupa nih janji sama aku,"
"Janji apa, Va? Kok, kak Yunita ga tahu nih,"
"Kak Revo ud janji mau ngebeliin aku mobil sport, kak"
"Ohh, gitu..,"
"Iya, kak. Ya udah, kak, aku balik ke rumah aja deh,"
"Gak masuk dulu,"
"Gak deh, kak,"
Aku pulang ke rumah. Tapi, aku bingung di rumah mau melakukan apa. Aku cuma guling-gulingan aja di rumah sampai sore.

Sore hari, kak Revo tiba-tiba menelepon aku.
"Halo, Va," kata kak Revo.
"Iya, kak," balasku.
"Sori ya, tadi kakak lupa, besok ya, kakak janji deh akan nepatin beliin kamu mobil,"
"Iya, kak,"
"Ayah lagi ngapain?"
"Ga tahu, kak. Aku lagi di kamarku,"
"Ohh, ya sudah. Salam ya buat ayah dan kak Andara,"
"Iya, kak,"
Kemudian, kak Revo menyudahi teleponnya. Karena lapar, aku keluar kamar dan turun ke lantai bawah. Tampak ayahku dan kak Andara lagi duduk di meja makan.
"Ih, kok makan, ga ngajak-ngajak sih," ujarku.
"Lah, tadi kakak udah bangunin kamu, tapi pules banget tidurmu," kata kak Andara.
Aku cuma nyengir aja dan segera mengambil piring untuk makan malam. Seusai makan malam, aku menuju ke kamarku bermain game kesukaanku sebentar. Kemudian, aku pun tidur karena esok pagi aku sudah harus masuk kerja.

Esok pagi. Aku bangun pagi-pagi dan bergegas mandi. Aku segera bersiap-siap menuju ke kantor. Hari itu, aku pergi ke kantor mengendarai motor lagi karena batal dibelikan mobil oleh kak Revo. Aku segera melajukan menuju ke kantor. Begitu sampai di kantor, aku segera masuk ke dalam ruangan kerja. Begitu di ruang kerja, ada nampak perbedaan, ada sesosok wanita yang duduk menempati meja di pojokan yang selama ini kosong. Dulu yang menempati tempat itu Becky yang sekarang sudah pindah kantor. Aku menghampirinya. Saat mendekat, aku terkejut.
"Loh, Sisil?" kataku.
"Eh, Deva," balas Sisil.
"Ternyata, kamu pindah ke kantorku toh,"
"Iya, Va. Aku juga ga tahu kalau kamu kerja di sini juga,"
"Ohh, ya udah. Semoga betah ya,"
Aku kembali ke tempatku. Segera saja ku chat si Rinto.
"Rinto, Sisil ternyata 1 kantor sama aku," tulis pesanku ke Rinto.
Rinto tidak membalas. Aku pun menaruh hpku dan mulai bekerja. Siang hari, kubuka hpku ternyata ada balasan dari Rinto dan chat dari Sisil. Aku membuka chat dari Sisil terlebih dahulu.
"Va, makan siang bareng yuk," begitu isi pesan dari Sisil.
Aku tidak membalasnya dan segera mengantongi hpku menghampiri meja kerja Sisil.
"Sil, mau makan bareng?" tanyaku.
"Iya, Va, aku belum tahu tempat makan enak di sini," kata Sisil.
"Oke, yuk,"
Aku dan Sisil keluar dari kantor menuju ke parkiran motor mengambil motorku. Segera kulajukan motorku menuju tempat makan favoritku di Rumah Makan Indra Jaya. Kita makan tidak lama, kemudian langsung balik menuju ke kantor. Kita pun bekerja kembali di tempat masing-masing.

Sore hari, saat pulang kerja. Aku menghampiri meja kerja Sisil.
"Sil, pulang bareng yuk," ajakku.
"Hmm, emang searah dengan rumahmu?" tanya Sisil.
"Ga tahu, aku kan ga tahu kamu tinggal dimana,"
"Oh iya ya, hehehe. Tapi, aku pulang sendiri aja deh,"
"Loh, kenapa?"
"Gapapa, takut ngerepotin kamu,"
"Yakin gapapa? Kamu kan di sini ga ada yang kenal,"
"Beneran kok gapapa,"
"Ga takut diculik,"
"Rugi nyulik aku, tahu,"
"Hahaha, oke deh, ya sudah, aku pamit pulang duluan, ya,"
Aku pun tidak jadi pulang bareng. Jadi, aku langsung balik saja ke rumah. Sampai di rumah, aku terkejut melihat mobil sport terparkir depan rumah. Aku segera berlari masuk ke dalam rumah.
"Yah, itu mobil siapa di depan?" tanyaku.
"Mobilmu, tadi dari dealer datang membawa mobil itu," kata ayah.
"Oh ya? Pasti dari kak Revo, kemarin soalnya kak Revo janji mau beliin mobil sport untuk aku,"
"Mungkin,"
Aku segera mengambil handphoneku menghubungi kak Revo.
"Halo, kak Revo," kataku.
"Iya dek," kata kak Revo.
"Makasih ya, kak, sudah nepatin janji,"
"Oh sudah sampai ya? Ya udah dijaga baik-baik, ya,"
"Iya, kak, pastinya,"
"Siplah. Eh, btw udahan dulu ya, kak Yunita ngajakin kakak keluar nih,"
"Iya, kak. Aku cuma mau ngucapin terima kasih aja, kok,"
Aku menutup telepon. Hari ini hari yang membuat aku merasa bahagia sekali. Aku sangat bersyukur mempunyai kakak yang sangat baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar